Pulang Naik Kereta Lapis Baja, Kim Jong Un Panen Bantuan Ekonomi dari China, Dapat Backingan Rusia
Kim Jong-un mendapatkan komitmen sejumlah bantuan ekonomi dari Presiden China Xi Jinping yang selama ini jadi sekutu utama Korea Utara.
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Kunjungan tiga hari ke China benar-benar mendatangkan keuntungan politik yang luar biasa bagi pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Kim mendapatkan komitmen sejumlah bantuan ekonomi dari Presiden China Xi Jinping yang selama ini jadi sekutu utama Korea Utara.
Kim juga mendapatkan jaminan keamanan dari Moskow, lewat pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing. Saat pulang kembali ke Pyongyang menaikin kereta api pribadi lewat jalur darat dari Beijing, Kim pun tersenyum sumringah.
Dukungan dari China dan Rusia ke Korea Utara tersebut sekaligus menegaskan keseriusan China dan Rusia memperluas pengaruh mereka dalam urusan Semenanjung Korea.
Para pengamat mengatakan Korea Selatan menghadapi lanskap diplomatik yang semakin rumit, perlu menyeimbangkan aliansinya dengan Washington sambil mengelola hubungan dengan Beijing dan Moskow dalam menghadapi ancaman nuklir Pyongyang.
Kim mengakhiri kunjungan langkanya ke Beijing pada Kamis malam, kembali ke Pyongyang dengan kereta api lapis bajanya usai menghadiri parade militer yang menandai peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Pada hari terakhir kunjungannya, Kim Jong-un mengadakan pertemuan puncak bilateral dengan Presiden China Xi Jinping, pertemuan pertama mereka dalam hampir tujuh tahun.

Kedua pemimpin menegaskan kembali bahwa persahabatan antara negara mereka akan tetap tidak berubah "terlepas dari bagaimana lanskap internasional berkembang," seperti dikutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) milik pemerintah Korea Utara pada hari Jumat.
Xi Jinping menggambarkan kedua negara sebagai "tetangga, sahabat, dan kawan yang baik" yang memiliki nasib yang sama dan saling mendukung.
Media Tiongkok melaporkan bahwa Kim mengatakan Korea Utara siap untuk memperluas kerja sama ekonomi dan perdagangan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok untuk mencapai hasil yang lebih besar.
Para analis menafsirkan pernyataan tersebut sebagai sinyal Beijing untuk memperluas dukungan ekonomi bagi Pyongyang, yang sedang bergulat dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan.
China yang selama ini menjadi mitra dagang terbesar Korea Utara, dipandang sebagai jalur penyelamat yang krusial bagi negara yang dikenai sanksi berat tersebut.
"Tiongkok dulunya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap urusan Semenanjung Korea, tetapi telah agak terpinggirkan selama beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia," kata Yang Moo-jin, mantan presiden Universitas Studi Korea Utara.
Baca juga: Tiga Hari ke Beijing, Kim Jong-un Pakai Arloji Buatan Swiss, Sang Adik Tenteng Tas Lady Dior
"Dengan perayaan Hari Kemenangan ini dan pertemuan Kim-Xi, pengaruhnya terhadap Korea Utara telah dipulihkan," lanjut Yang Moo-jin.
Yang paling menonjol, pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak tidak menyebutkan adanya referensi terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea.
Amerika-Kanada Kerahkan Konvoi Jet Cegat Pesawat Pengebom dan Jet Tempur Rusia di Dekat Alaska |
![]() |
---|
Pesawat Menteri Pertahanan NATO Kena Serangan Pengacau GPS di Kaliningrad Rusia |
![]() |
---|
Jet tempur MiG-29 Rusia Mendarat di Iran, AU Israel Siap-siap Dapat Lawan Sepadan Jet Su-35 |
![]() |
---|
Korea Utara Diduga Miliki 2.000 Kg Uranium Hasil Pengayaan, Korsel Diminta Makin Waspada |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.310: Zelensky Muak, PBB Obral Kecaman tapi Aksinya Nol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.