Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Solidaritas Demo di Tanah Air, Diaspora Indonesia di New York dan Melbourne Gelar Aksi Long March
Diaspora Indonesia di New York, Amerika Serikat, hingga Melbourne, Australia, menggelar aksi solidaritas mendukung demo di Tanah Air.
TRIBUNNEWS.COM – Diaspora Indonesia di New York, Amerika Serikat, hingga Melbourne, Australia, menggelar aksi solidaritas mendukung demonstrasi yang berlangsung di Tanah Air sepekan terakhir.
Pada Senin (1/9/2025), ratusan warga negara Indonesia (WNI) di New York melakukan long march dari Central Park menuju Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York
Aksi tersebut dipublikasikan akun media sosial @logos_id yang memperlihatkan para peserta berpakaian serba hitam.
“Ratusan diaspora Indonesia long march dari Central Park ke KJRI New York City untuk mengenang kehilangan 10 teman dalam demonstrasi pekan ini,” tulis akun tersebut.
Dalam unggahan lain, mereka menyampaikan doa bersama dan seruan keadilan bagi korban.

Solidaritas dari Melbourne
Solidaritas serupa juga digelar di Melbourne, Australia.
Pada Selasa (2/9) pukul 14.30 waktu setempat, diaspora Indonesia menggelar aksi di Federation Square.
Akun @MelBergerak mengajak peserta mengenakan pakaian pink, warna yang kini menjadi simbol perlawanan setelah viralnya seorang ibu berhijab pink yang berani menghadang aparat saat demonstrasi di Indonesia.
“SERUAN AKSI KAWAN-KAWAN MELBOURNE DAN SEKITARNYA!! Sampai jumpa di Federation Square besok 4.30 pm!” tulis akun tersebut.

Dalam konteks demonstrasi, long march merujuk pada aksi berjalan kaki secara massal dari satu titik ke titik lain sebagai bagian dari unjuk rasa atau penyampaian aspirasi publik.
Aksi ini sering digunakan untuk menarik perhatian media, menunjukkan solidaritas, dan memperkuat pesan politik atau sosial yang ingin disampaikan.
Kronologi Demo di Indonesia
Gelombang demonstrasi meletus di berbagai kota Indonesia sejak 25 Agustus 2025.
Aksi ini dipicu keresahan ekonomi, kenaikan pajak, serta kemarahan publik atas gaya hidup mewah pejabat.
Baca juga: Soal Anggota Dewan Nonaktif Masih Terima Gaji, Ketua BURT DPR Klaim Urusan Internal Partai
Situasi makin panas setelah seorang driver ojek online (ojol) tewas tertabrak kendaraan polisi saat unjuk rasa.
Awalnya massa membawa tuntutan jelas, mulai dari reformasi kepolisian, pengesahan RUU, hingga perbaikan sektor pendidikan.
Aksi damai kemudian berubah menjadi kerusuhan dengan perusakan, pembakaran, dan penjarahan.
Bahkan rumah sejumlah pejabat ikut menjadi sasaran amuk massa.
Kondisi ini diperparah oleh penyebaran hoaks dan video deepfake yang memperkeruh situasi di lapangan.
Video deepfake adalah jenis konten digital yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi wajah, suara, atau gerakan seseorang dalam video, sehingga tampak seolah-olah orang tersebut mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Presiden Prabowo mengecam keras kerusuhan dan menyebut ada indikasi makar di balik aksi tersebut.
Ia memerintahkan TNI-Polri bertindak tegas, meski tetap menjanjikan ruang bagi aspirasi damai.
Namun, koalisi masyarakat sipil menilai respons pemerintah tidak menyentuh akar persoalan.
Mereka khawatir langkah represif justru memperbesar konflik dan menjauhkan solusi yang diharapkan publik.
Korban Tewas Demo di Indonesia
Sedikitnya sembilan orang tewas selama demo terjadi, termasuk akibat insiden kebakaran dan penjarahan.
Baca juga: Perbaikan Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Demo Diperkirakan Selesai dalam Waktu 6 Bulan
Daftar Nama Korban
- Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online — tewas setelah terlindas mobil rantis Brimob di Jakarta.
- Muhammad Akbar Basri (Abay) (26), staf DPRD Makassar — terjebak dalam gedung DPRD yang dibakar massa.
- Sarinawati (26), staf pendamping anggota DPRD Makassar — juga meninggal akibat kebakaran gedung.
- Saiful Akbar (43), Plt Kepala Seksi Kesra di Palopo — tewas setelah terjebak dan terjatuh di gedung DPRD Makassar yang terbakar.
- Rusdamdiansyah (25), pengemudi ojek online di Makassar — dikeroyok massa yang mengira ia intel.
- Sumari (60), tukang becak di Solo — meninggal saat tidur di becaknya akibat sesak napas dipicu gas air mata.
- Rheza Sendy Pratama (21), mahasiswa di Yogyakarta — tumbang saat unjuk rasa, meninggal di rumah sakit.
- Andika Lutfi Falah (16), siswa SMK di Tangerang — mengalami luka parah kepala dan meninggal beberapa saat kemudian.
- Iko Juliant Junior (19), mahasiswa di Semarang — meninggal setelah diinformasikan mengalami luka serius saat aksi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Formappi Sentil Reformasi Polri: Ganti Kapolri Dulu, Baru Bisa Mulai |
---|
Kronologi Bima Permana Hilang: Pamit ke Glodok, Jual Motor di Tegal, Ketemu di Malang |
---|
Warga Makassar Gugat Polda Sulsel Rp800 M Imbas Dibakarnya 2 Gedung DPRD saat Demo |
---|
Mahasiswa Apresiasi Golkar Buka Ruang Dialog Dengar Aspirasi Rakyat Soal Tuntutan 17+8 |
---|
Gas Air Mata Kedaluwarsa & Polisi Brutal Disorot, Kapolri: Reformasi Jalan Terus |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.