Konflik Rusia Vs Ukraina
120 Ribu Prajurit Tumbang, Rusia Melaju di Donetsk: Moskow Intip Kelemahan Benteng Ukraina
Di kota Dobropillya, Donetsk utara, Ukraina, pasukan Rusia menyerbu maju dengan dua cabang yang menyerupai telinga kelinci.
120 Ribu Prajurit Tumbang, Rusia Melaju di Donetsk: Moskow Intip Kelemahan Benteng Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia dilaporkan terus maju di Ukraina timur, membuat kemajuan bertahap namun diawasi ketat pasukan Ukraina di wilayah Donetsk.
Merangseknya pasukan Rusia ini terjadi saat pemerintahan Amerika Serikat melalui presidennya, Donald Trump tengah berupaya menengahi kesepakatan damai antara Moskow dan Kiev.
Kemajuan yang paling terlihat terjadi awal bulan ini di dekat kota Dobropillya, di Donetsk utara, tempat pasukan Rusia menyerbu maju dengan dua cabang yang menyerupai telinga kelinci.
Baca juga: Rusia Dekati Benteng Ukraina, Kota Pokrovsk di Donetsk Potensial Takluk dalam 60 Hari
"Manuver tersebut menjadi berita utama sebagai kemajuan tercepat Rusia dalam beberapa bulan, tetapi para pakar militer mengatakan kemajuan tersebut belum menghasilkan kendali yang kuat," tulis ulasan TMT, dikutip Senin (1/9/2025).
Pertahanan Ukraina telah menghambat kemajuan lebih lanjut, dan Pasukan Moskow kesulitan untuk mengonsolidasikan posisi.
"Tugas mereka bukan untuk melawan Ukraina secara langsung, tetapi untuk maju sejauh mungkin... dengan harapan ada yang menerobos," ujar analis militer Alexei Alshansky kepada TMT.
"Hal ini mengakibatkan kerugian besar (bagi pasukan Rusia)," kata analis tersebut.

Rugi Banyak, Tumbalkan 120 Ribu Prajurit
Hitungan independen yang dilakukan oleh kantor berita Mediazona yang diasingkan dan layanan BBC Rusia menyebutkan jumlah kematian personel militer Rusia yang terkonfirmasi di atas 120.000, meskipun jumlah korban sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
Rusia sudah menguasai sekitar 70 persen wilayah Donetsk, termasuk ibu kota regional yang direbut oleh pasukan separatis pro-Kremlin pada tahun 2014.
Apa yang masih berada di tangan Ukraina memiliki bobot strategis yang sangat besar, yang diyakini banyak orang sebagai alasan Presiden Vladimir Putin mendesak Kiev untuk melepaskannya sebagai bagian dari kemungkinan perjanjian damai.

Kiev telah memperkuat wilayah kota yang membentang sekitar 50 kilometer (30 mil) dari Slovyansk dan Kramatorsk di utara hingga Druzhkivka dan Kostyantynivka di selatan, mengubahnya menjadi penghalang yang kuat terhadap kemajuan Rusia lebih lanjut.
Hilangnya posisi-posisi ini, baik melalui pertempuran atau perjanjian damai, akan menjadi pukulan besar, kata Alshansky, seraya mencatat sumber daya yang telah dicurahkan Ukraina selama bertahun-tahun untuk pertahanan.
“Jika Rusia berhasil menguasai posisi pertahanan dengan [benteng] yang sudah jadi dan belum dihancurkan, bahkan tanpa melakukan perlawanan, maka Rusia jelas akan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk perang di masa depan,” ujarnya.
Rusia Intip Kelemahan Benteng Ukraina
Pokrovsk, sebuah kota di sebelah barat garis depan saat ini yang berfungsi sebagai pusat logistik bagi pasukan Ukraina, juga berada di bawah tekanan.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Geram NATO Gelar Latihan Militer Arctic Light 2025, Kenapa Denmark Tidak Undang AS? |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.304: Trump Kritik Putin dan Sebut Rusia Alami Kerugian Besar |
---|
Rusia Menguji NATO dengan Drone dan Disinformasi, Apakah Barat Masuk Perangkap? |
---|
Seribu Jenazah Tentara Ukraina Ditukar 24 Jenazah Tentara Rusia |
---|
AS Setuju Jual Rudal ERAM Senilai Rp 13,6 T ke Ukraina: Wilayah Jauh di Dalam Rusia Sasaran Empuk |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.