Senin, 6 Oktober 2025

Memar Baru di Tangan Kanan Ditutupi Bedak, Donald Trump Sakit Apa?

Trump yang berusia 79 tahun telah menggunakan riasan untuk menutupi memar di tangan kanannya pada beberapa kesempatan

khaberni/tangkap layar
DITUTUPI BEDAK - Tangkap layar Khaberni, Minggu (24/8/2025), menunjukkan punggung tangan kanan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ditutupi bedak atas memar atau kondisi fisik yang dialami. Hal ini memicu spekulasi soal kesehatan Trump yang kini sudah menginjak usia 79 tahun. 

Memar Baru di Tangan Kanan Ditutupi Bedak, Donald Trump Sakit Apa?

TRIBUNNEWS.COM - Memar baru di tangan kanan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang ditutupi lapisan alas bedak tebal, telah memicu keingintahuan dan spekulasi media tentang kesehatannya.

The Daily Beast mengonfirmasi kalau alas bedak matte di tangan presiden terlihat jelas kali ini.

Laporan tersebut mencatat bahwa Trump yang berusia 79 tahun telah menggunakan riasan untuk menutupi memar di tangan kanannya pada beberapa kesempatan sejak kembali menjabat.

Baca juga: Makna Senyuman Vladimir Putin di Alaska, Benarkah Trump dan AS Tikam Ukraina dari Belakang? 

"Presiden Trump adalah sosok yang dekat dengan rakyat, bertemu dan berjabat tangan dengan lebih banyak warga Amerika setiap hari dibandingkan presiden mana pun dalam sejarah," ujar juru bicara Gedung Putih, Caroline Leavitt, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Khaberni, Minggu (24/8/2025). 

"Komitmennya teguh, dan ia menunjukkannya setiap hari."

Itulah pembenaran yang dikeluarkan Gedung Putih, saat menyatakan bahwa memar yang muncul pada bulan Februari disebabkan oleh jabat tangan presiden yang berulang kali.

Mengomentari hal ini, jurnalis Noel Williams menyarankan agar Presiden AS mengganti jabat tangan dengan jenis salam lainnya.

Selain itu, selama pidatonya di Gedung Putih, Trump menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melipat tangannya di atas meja, menutupi telapak tangan kanannya dengan tangan kiri, tetapi ketika ia berdiri, alas bedaknya terlihat di kulitnya.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan bulan lalu, Gedung Putih melaporkan bahwa Trump menderita insufisiensi vena kronis, suatu kondisi umum di antara orang-orang seusianya.

"Gedung Putih telah berterus terang mengenai diagnosis Trump, tetapi kadang-kadang mengelak pertanyaan tentang kesehatan presiden ketika ditanya tentang pergelangan kakinya yang bengkak dan tangannya yang terluka," tulis laporan tersebut.

ZELENSKY KUNJUNGI AS - Foto diambil dari Kantor Presiden Ukraina, Jumat (22/8/2025) memperlihatkan Presiden Ukraina Zelensky (kanan) berfoto bersama Presiden AS Donald Trump (kiri) di Gedung Putih saat Zelensky berkunjung ke Washington, AS, untuk membicarakan masalah perang Rusia-Ukraina, pada hari Senin (18/8/2025).
ZELENSKY KUNJUNGI AS - Foto diambil dari Kantor Presiden Ukraina, Jumat (22/8/2025) memperlihatkan Presiden Ukraina Zelensky (kanan) berfoto bersama Presiden AS Donald Trump (kiri) di Gedung Putih saat Zelensky berkunjung ke Washington, AS, untuk membicarakan masalah perang Rusia-Ukraina, pada hari Senin (18/8/2025). (Facebook The White House)

Riwayat Kesehatan Donald Trump

Donald Trump memang menjadi figur yang tak pernah jauh dari perhatian publik—termasuk soal kesehatannya.

Sosok yang dikenal penuh energi dan kontroversi ini menyimpan riwayat medis yang menarik untuk disimak, terutama karena usianya yang kini menginjak 79 tahun dan ambisinya untuk kembali memimpin negeri.

Trump lahir pada 14 Juni 1946, dan meski usianya tak lagi muda, ia kerap tampil bugar di depan kamera.

Tingginya sekitar 191 cm dan berat badannya pernah tercatat 244 pon, menjadikannya masuk kategori obesitas secara medis.

Namun, ia selalu menegaskan bahwa dirinya sehat dan mampu menjalankan tugas-tugas berat sebagai pemimpin negara.

Gaya hidupnya pun unik.

Ia tidak merokok, tidak minum alkohol, dan lebih memilih makanan cepat saji sebagai menu favoritnya. 

Olahraga bukanlah rutinitas harian, kecuali bermain golf—yang disebutnya sebagai bentuk aktivitas fisik dan relaksasi.

Pada tahun 2018, Trump menjalani tes kognitif Montreal Cognitive Assessment dan mengklaim mendapat skor sempurna, 30 dari 30.

Dokter Gedung Putih saat itu menyatakan bahwa fungsi mentalnya sangat baik, meski beberapa pengamat mempertanyakan ketajaman pengambilan keputusannya di usia lanjut.

Riwayat kesehatannya juga mencatat beberapa momen penting. Ia pernah dinyatakan memiliki kolesterol tinggi dan penyakit jantung ringan, namun keduanya dikendalikan dengan obat.

Pada masa pandemi, Trump terinfeksi COVID-19 dan mengalami gejala ringan. Yang paling dramatis, tentu saja, adalah insiden penembakan pada Juli 2024, ketika ia terluka di telinga kanan dalam sebuah percobaan pembunuhan. Meski begitu, ia pulih dengan cepat dan kembali tampil di panggung politik.

Di balik semua itu, ada warisan genetik yang tak bisa diabaikan. Ayahnya, Fred Trump, menderita Alzheimer di usia lanjut—sebuah catatan yang membuat para dokter lebih waspada terhadap potensi risiko serupa.

Meski banyak yang meragukan, Trump tetap melangkah dengan keyakinan bahwa dirinya sehat dan siap bertarung.

(oln/khbrn/smbr/*)

 

 

 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved