Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Menanggapi Trump, Hamas: Nyawa Sandera Israel Ada di Tangan Netanyahu

Menanggapi pernyataan Presiden AS Trump soal pemindahan sandera Israel, Hamas sebut nasib nyawa sandera Israel ada di tangan PM Israel Netanyahu.

Telegram Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan tentara wanita Israel, Agam Berger (tengah), yang dibebaskan anggota Brigade Al-Qassam dalam pertukaran tahanan ketiga di Jalur Gaza pada Kamis (30/1/2025). Pada 16 September 2025, Hamas sebut nasib nyawa sandera Israel ada di tangan Netanyahu. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Palestina, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), menanggapi pernyataan sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menuduh kelompok tersebut menggunakan para tahanan Israel sebagai perisai manusia terhadap serangan Israel.

Hamas menganggap pernyataan Trump sebagai bias terang-terangan terhadap propaganda Israel.

"Pernyataan presiden AS mengenai serangan tentara pendudukan di Gaza dan kondisi tahanan Zionis merupakan bias yang jelas terhadap propaganda Zionis (Israel)," kata Hamas dalam pernyataannya pada Selasa (16/9/2025) pagi.

Hamas menekankan pernyataan Trump mengenai serangan tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza merupakan standar ganda yang mengabaikan kejahatan pembersihan etnis dan kematian sekitar 65.000 warga sipil tak berdosa di Jalur Gaza, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

"Pemerintah AS tahu bahwa penjahat perang (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu sedang berupaya menghancurkan semua peluang tercapainya kesepakatan yang berujung pada pembebasan tahanan," kata Hamas.

Hamas mengatakan Netanyahu juga berupaya untuk menggagalkan kesepakatan yang dapat mengakhiri perang genosida di Jalur Gaza.

"Pemerintah AS tahu bahwa Netanyahu sedang menghancurkan semua peluang tercapainya kesepakatan yang akan mengakhiri perang brutal pemusnahan di Jalur Gaza," lanjutnya.

Hamas yakin AS tahu bahwa Netanyahu sedang menyabotase peluang tercapainya kesepakatan, yang terbaru melalui upaya pembunuhan delegasi negosiasinya saat mereka sedang membahas proposal yang diajukan Trump.

Serangan tersebut diluncurkan ke Doha, Qatar, pada 9 September lalu, yang menargetkan para pemimpin Hamas.

Hamas menganggap Washington bertanggung jawab atas peningkatan perang pemusnahan yang brutal melalui dukungan dan kebijakan penipuannya untuk menutupi kejahatan perang pendudukan.

"Nasib para tahanan tentara pendudukan di Jalur Gaza ditentukan oleh pemerintahan teroris Netanyahu," kata Hamas, seraya menambahkan, "Penjahat perang Netanyahu bertanggung jawab penuh atas nyawa para tahanannya di Jalur Gaza." 

Baca juga: 79 Negara Anggota Liga Arab dan OKI Bersatu di Doha, Kecam Serangan Israel ke Qatar

Hamas menegaskan bahwa penghancuran sistematis dan kampanye genosida yang dilancarkan Israel terhadap Kota Gaza juga mengancam nyawa para tentara Israel yang ditangkap, lapor Al Jazeera.

Pernyataan Trump Terhadap Hamas

Pada hari Senin, Trump menulis dalam pernyataannya bahwa ia menuduh Hamas menggunakan para tahanan Israel sebagai perisai manusia.

"Saya baru saja membaca laporan berita bahwa Hamas telah memindahkan para sandera ke luar negeri untuk digunakan sebagai perisai manusia melawan serangan darat Israel. Saya harap para pemimpin Hamas memahami apa yang akan mereka hadapi jika mereka melakukan hal seperti itu," tulisnya di media sosial Truth Social pada hari Senin.

Presiden AS itu menggambarkannya sebagai kekejaman kemanusiaan yang jarang kita lihat sebelumnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan