Konflik Palestina Vs Israel
Mesir Siagakan 40.000 Tentara, Perbatasan Gaza–Sinai Terancam Jadi Gerbang Eksodus Raksasa
Mesir kerahkan 40.000 pasukan tambahan di sepanjang perbatasan Gaza-Sinai seiring dengan meningkatnya kekhawatiran rencana pendudukan Israel
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Dengan pengerahan pasukan besar di sepanjang perbatasan Rafah, Mesir ingin mengirimkan pesan jelas kepada Israel dan dunia internasional: krisis Gaza harus diselesaikan di tanah Gaza, bukan dengan memindahkan warganya ke Sinai.
Israel Mulai Kuasai Gaza City
Adapun pengerahan pasukan Mesir Militer Israel dilaporkan mulai menguasai sejumlah wilayah penting di Gaza City, menandai eskalasi terbaru dalam perang yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Langkah ini dipandang sebagai bagian dari strategi Tel Aviv untuk memperluas kontrol penuh atas Jalur Gaza, meski menuai kritik internasional.
Sumber militer Israel menyebut pasukan darat dan unit lapis baja telah bergerak masuk ke pusat kota setelah berminggu-minggu melakukan pengepungan dan serangan udara intensif.
Sejumlah titik strategis, termasuk jaringan terowongan bawah tanah yang diyakini digunakan Hamas, diklaim berhasil direbut.
Namun, di balik klaim itu, situasi di lapangan semakin memicu kekhawatiran. Ratusan ribu warga sipil yang masih bertahan di Gaza City menghadapi kondisi yang sangat memprihatinkan.
Laporan dari lembaga kemanusiaan menyebutkan akses terhadap makanan, obat-obatan, dan air bersih hampir tidak ada.
Di sisi lain, perlawanan dari Hamas disebut masih berlangsung di beberapa kantong pertempuran.
Militer Israel mengakui bahwa operasi di Gaza City menjadi salah satu yang paling melelahkan, baik bagi pasukan reguler maupun tentara cadangan.
Langkah Israel ini menuai kecaman keras dari komunitas internasional. Banyak pihak menilai penguasaan Gaza City akan semakin memperburuk penderitaan warga sipil Palestina, sekaligus menimbulkan risiko eksodus besar-besaran ke wilayah Mesir.
Sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober 2023, lebih dari 62.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sementara jutaan orang terpaksa mengungsi.
Meski demikian, pemerintah Israel tetap menegaskan operasi militer harus berlanjut hingga “seluruh kekuatan Hamas dihancurkan”, sebuah misi yang dinilai para analis sulit tercapai sepenuhnya.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.