Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Transaksi Bersejarah: Rusia Jual Alaska ke AS Senilai 7,2 Juta Dolar pada Tahun 1867, Ini Alasannya

Rusia menjual Alaska ke AS pada 1867 seharga 7,2 juta dolar AS. Awalnya dianggap sia-sia, kini jadi aset strategis dan kaya sumber daya.

Tangkap layar Google Maps
RUSIA JUAL ALASKA. - Tangkap layar Google Maps yang diambil pada 15 Agustus 2025, memperlihatkan letak Alaska (dilingkari merah), bersebelahan dengan Rusia, terpisah dari bagian utama Amerika Serikat. Alaska, lokasi pertemuan penting ini, dulunya merupakan wilayah kekuasaan Rusia, yang dijual 7,2 juta dolar AS tahun 1867. 

New York Daily Tribune pada April 1867 menilai Alaska hanya gurun salju dan hutan kerdil.

Namun, pada 1896, penemuan emas di Klondike mengubah pandangan publik.

Alaska akhirnya dianggap sebagai tambahan berharga bagi AS.

Pada Januari 1959, Alaska resmi menjadi negara bagian Amerika Serikat.

Perekonomian Alaska Kini

Pada awal abad ke-20, perekonomian Alaska mulai beragam.

Tidak lagi bergantung pada emas, sektor perikanan berkembang pesat.

Salmon dan halibut menjadi komoditas utama.

Penambangan tembaga juga tumbuh di kawasan seperti Kennecott.

Saat Perang Dunia II, pembangunan pangkalan militer mendorong infrastruktur baru.

Populasi Alaska ikut bertambah.

Perubahan terbesar terjadi pada 1968.

Saat itu, ditemukan cadangan minyak raksasa di Teluk Prudhoe.

Pendapatan minyak menjadi dasar ekonomi Alaska.

Dana ini membiayai layanan publik dan Dana Permanen Alaska.

Dana Permanen membayar dividen tahunan kepada warga.

Pembayaran berasal dari saham, obligasi, real estat, dan aset lain.

Sistem ini menjaga manfaat minyak tetap dirasakan meski cadangan habis.

Karena itu, Alaska tidak memiliki pajak penghasilan atau pajak penjualan negara bagian.

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata ikut meningkat.

Taman nasional dan gletser menarik banyak pengunjung.

Kini, Alaska telah berubah total.

Baca juga: 10 Fakta tentang Alaska, Dulu Dimiliki oleh Rusia sebelum Dijual kepada Amerika Serikat

Dulu disebut pembelian sia-sia, kini jadi negara bagian kaya sumber daya.

Ekonominya berdiri di atas campuran minyak, perikanan, dan pariwisata.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap pertemuan Trump dan Putin tidak mengorbankan wilayah Ukraina.

Hasil KTT Trump-Putin di Alaska

Perang di Ukraina memasuki babak baru setelah pertemuan puncak antara Donald Trump dan Vladimir Putin di Alaska berakhir tanpa gencatan senjata.

Meskipun tidak ada kesepakatan konkret, pertemuan ini dipandang sebagai kemenangan diplomatik besar bagi Putin dan meningkatkan kekhawatiran di Kyiv.

Berikut ini rangkuman hasil KTT Trump-Putin di Alaska, dikutip dari berbagai sumber.

  1. Pemenang Diplomasi

    The Guardian dan Associated Press menyebut pertemuan itu sebagai "kemenangan hubungan masyarakat" atau "kemenangan diplomatik" bagi Putin.

    Pertemuan di tanah Amerika memberi Putin pengakuan dan mengakhiri statusnya sebagai paria internasional yang disandangnya sejak invasi skala penuh.

  2. Minim Kesepakatan Nyata

    Meskipun Trump mengklaim "kemajuan besar," kedua pemimpin tidak mengumumkan gencatan senjata atau terobosan signifikan.

    Juru bicara Kremlin menyatakan bahwa kedua pihak tidak memberikan konsesi apa pun.

    "Putin tidak memberi Trump apa pun, tetapi masih mendapatkan semua yang dia inginkan," kata pejabat Rusia yang dikutip The Guardian.

  3. Ukraina Merasa Dikhianati

    Laporan dari Al Jazeera dan Associated Press menunjukkan bahwa Ukraina merasa kecewa dan bahkan dikhianati.

    Banyak warga Ukraina melihat pertemuan "karpet merah" untuk Putin sebagai tanda bahwa sekutu terpenting mereka tidak mengutamakan kepentingan Kyiv.

    Seorang pensiunan di Kyiv mengatakan kepada AP, "Putin memenangkan pertemuan ini 100 persen."

  4. Peningkatan Tekanan pada Ukraina

    Analis yang dikutip oleh Al Jazeera berpendapat bahwa pertemuan tersebut berpotensi meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menerima persyaratan yang menguntungkan Rusia.

    Hal ini diperkuat oleh pernyataan Trump yang menyerahkan tanggung jawab negosiasi kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan negara-negara Eropa.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved