Jepang Ingatkan Bahaya Perang Nuklir di Ukraina dan Timur Tengah
Jepang memperingatkan bahaya ancaman perang nuklir dalam konflik di Ukraina dan Timur Tengah, minta dunia melihat contoh kehancuran di Hiroshima.
Selain itu, sejumlah besar hibakusha (para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki) yang kini lanjut usia menyampaikan peringatan langsung kepada dunia tentang kengerian perang nuklir.
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Jepang, hampir 100.000 orang yang selamat masih hidup, dengan usia rata-rata lebih dari 86 tahun.
Salah satu penyintas, Yoshie Yokoyama (96), mengenang keluarganya yang meninggal akibat bom tersebut, menegaskan penderitaan masih terasa hingga kini.
Pada peringatan 80 tahun pengeboman Hiroshima, Jepang menambahkan lebih dari 4.940 nama penyintas yang wafat dalam setahun terakhir ke dalam daftar korban, menjadikan total korban mencapai hampir 350.000 jiwa.
Dalam deklarasi perdamaian, Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui, mengisahkan permintaan air dari seorang perempuan muda yang terluka setelah bom dijatuhkan, yang tetap membekas dalam ingatan penyintas selama puluhan tahun.
Bom uranium seberat 15 kiloton dijatuhkan AS pada 6 Agustus 1945, menewaskan sekitar 140.000 orang hingga akhir tahun itu, disusul bom kedua di Nagasaki yang menewaskan 74.000 jiwa.
Meski kontroversi soal pembenaran moral dan militer terus bergulir, banyak warga AS masih menganggapnya sebagai alasan menyerahnya Jepang pada 15 Agustus 1945.
Kelompok Nihon Hidankyo, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, memperingatkan dunia kini menghadapi ancaman nuklir yang lebih besar, karena AS dan Rusia menguasai 90 persen dari lebih 12.000 hulu ledak nuklir global.
Mereka menekankan pentingnya mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir untuk berubah.
Upacara hening cipta digelar pukul 08.15, saat bom pertama meledak.
Sebelumnya, kritik ditujukan pada pemerintah Jepang yang menolak meratifikasi Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir 2021, meski menjadi satu-satunya negara yang pernah diserang bom nuklir.
Sementara itu, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyatakan Jepang memiliki misi untuk memimpin pelucutan senjata nuklir, namun tak menyebutkan perjanjian itu secara langsung.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan senjata nuklir kini kembali dianggap alat pemaksaan, namun berharap dunia bisa belajar dari ketangguhan Hiroshima dan para hibakusha.
Pemboman Hiroshima dan Nagasaki
Pada akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di Jepang, yang menjadi satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam peperangan hingga saat ini.
AS bergabung dengan Blok Sekutu (Allies) bersama Inggris, Uni Soviet, Tiongkok, Prancis, dan lainnya, sedangkan Jepang bergabung dengan Blok Poros (Axis Powers) yaitu bersama Jerman Nazi dan Italia Fasis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.