Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Peringati Satu Tahun Pembunuhan Ismail Haniyeh, Serukan Hari Solidaritas Gaza Sedunia

Hamas serukan Hari Solidaritas Gaza Sedunia untuk memperingati satu tahun pembunuhan Ismail Haniyeh dalam serangan Israel.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
KEMATIAN ISMAIL HANIYEH - Demonstran dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina memegang poster bergambar Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh saat demonstrasi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat, di Jakarta, Sabtu (3/8/2024). Dalam aksinya, demonstran mengutuk pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh yang dilakukan Israel dan menuntut Amerika Serikat ikut bertanggung jawab. Kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada Kamis (31/7/2025) memperingati satu tahun pembunuhan pemimpin mereka, Ismail Haniyeh, yang tewas di Teheran, Iran, pada 31 Juli tahun lalu. (Foto arsip 2024/TRIBUNNEWS/HERUDIN) 

Mereka menerobos pagar pembatas Gaza-Israel dan menargetkan instalasi militer serta permukiman sipil.

Sebagai balasan, Israel mendeklarasikan perang dan meluncurkan operasi militer berskala besar bernama Operasi Pedang Besi (Operation Swords of Iron).

Respons Israel meliputi blokade total terhadap Jalur Gaza, memutus pasokan air, listrik, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan.

Israel juga melakukan pengeboman udara intensif di seluruh Jalur Gaza dengan target infrastruktur yang diklaim milik Hamas.

Tak hanya itu, militer Israel juga melancarkan invasi darat dengan tujuan menghancurkan kemampuan militer Hamas, membebaskan sandera, dan menggulingkan kekuasaan Hamas di Gaza.

Konflik ini telah menimbulkan bencana kemanusiaan yang luar biasa di Jalur Gaza.

Hingga Juli 2025, lebih dari 60.000 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, TRT Global melaporkan.

Sebanyak 145.000 lebih orang mengalami luka-luka dan sekitar 11.000 lainnya masih dinyatakan hilang, dilansir Middle East Monitor.

Baca juga: Mantan Presiden Iran Ahmadinejad Lolos dari Upaya Pembunuhan di Tengah Konflik Israel Vs Iran

Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi dalam kondisi yang memprihatinkan.

Banyak dari mereka tinggal di tenda pengungsian tanpa akses cukup terhadap makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved