Konflik Thailand Vs Kamboja
Komandan Tertinggi Kamboja Dilaporkan Tewas dalam Pertempuran dengan Thailand
Wakil panglima tertinggi Angkatan Darat Kerajaan Kamboja dan Komandan Divisi Dukungan ke-3, Jenderal Srey Duk dilaporkan tewas.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Wakil panglima tertinggi Angkatan Darat Kerajaan Kamboja dan Komandan Divisi Dukungan ke-3, Jenderal Srey Duk dilaporkan tewas dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja.
Konfirmasi ini datang dari sumber di Daerah Angkatan Darat Kedua Thailand pada Senin (28/7/2025).
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja tahun 2025 dipicu oleh sengketa wilayah sengketa sekitar kompleks kuil Ta Moan dan Ta Muen Thom, yang terletak di Provinsi Preah Vihear, Kamboja.
Meskipun gencatan senjata sempat tercapai pada 8 Juni, konflik kembali meletus pada 24 Juli 2025. Di mana terjadi bentrokan antara Thailand dan Kamboja di sepanjang perbatasan.
Saat ini, konflik berada dalam fase gencatan senjata rapuh, yang masih diwarnai oleh pelanggaran sporadis dan ketidakpercayaan mendalam.
Jenderal Srey Duk dikenal luas sebagai orang kepercayaan mantan Perdana Menteri Hun Sen dan berperan penting dalam diplomasi militer Kamboja, dikutip dari Nation Thailand.
Ia adalah tokoh utama dalam negosiasi dengan Mayor Jenderal Somphop Paravech, Komandan Satuan Tugas Suranaree Thailand, dalam upaya meredakan ketegangan di perbatasan.
Namun, hasil perundingan tersebut tak bertahan lama.
Permusuhan kembali meletus di berbagai titik, termasuk di sekitar kuil Ta Kwai, wilayah strategis yang menjadi fokus operasi militer terbaru Thailand.
Pada pukul 22.28, sekitar satu jam sebelum kabar kematian Srey Duk tersebar, Angkatan Udara Kerajaan Thailand meluncurkan dua jet tempur F-16 dalam misi strategis untuk memutus jalur bantuan logistik Kamboja serta menetralisir posisi artileri lawan.
Misi tersebut diklaim berhasil, dengan pesawat kembali ke pangkalan tanpa kerusakan.
Baca juga: Thailand Menuduh Kamboja Melanggar Gencatan Senjata, Namun Gencatan Senjata Masih Berlaku
Gencatan Senjata yang Rapuh
Militer Thailand menuduh Kamboja melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung beberapa jam.
Mereka mengatakan bentrokan sporadis terus berlanjut meskipun ada kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran mematikan di wilayah perbatasan yang disengketakan.
Juru bicara militer Thailand, Winthai Suvaree, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, menegaskan bahwa pasukan Thailand telah membalas "dengan tepat" dan "membela diri."
“Pada saat perjanjian tersebut berlaku, pihak Thailand mendeteksi bahwa pasukan Kamboja telah melancarkan serangan bersenjata ke beberapa wilayah di wilayah Thailand,” kata Winthai, dikutip dari Al Jazeera.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.