Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Thailand Vs Kamboja

Amankah Bepergian ke Thailand atau Kamboja di Tengah Konflik? Ini Kata KBRI Bangkok dan Phnom Penh

Apakah aman bepergian ke Kamboja atau Thailand di tengah ketegangan yang sedang berlangsung? Ini imbauan dari KBRI Bangkok dan Phnom Penh

|
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Royal Thai Army
KONFLIK THAILAND-KAMBOJA - Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah toko swalayan di kompleks SPBU PTT di Ban Phue, Tambon Nong Ya Lat, Distrik Kantharalak, Si Sa Ket, Thailand, setelah serangan Kamboja di tempat tersebut pada hari Kamis (24/7/2025). Ketegangan konflik Kamboja vs Thailand pun memunculkan kekhawatiran di kalangan wisatawan dan WNI yang tinggal atau hendak bepergian ke kawasan tersebut.  

TRIBUNNEWS.COM - Konflik bersenjata tengah memanas di perbatasan Thailand dan Kamboja.

Ketegangan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan wisatawan dan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal atau hendak bepergian ke kawasan tersebut. 

Sengketa wilayah antara Thailand dan Kamboja, khususnya di sekitar kuil-kuil tua seperti Ta Muen Thom dan Preah Vihear, telah berulang kali menimbulkan konflik militer. 

Terbaru, bentrokan yang terjadi pada Juli 2025 menyebabkan korban jiwa dari pihak sipil serta penutupan sejumlah pos lintas batas. 

Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Bangkok dan Phnom Penh, telah mengeluarkan imbauan perjalanan resmi untuk melindungi warganya dari risiko yang mungkin timbul.

Imbauan KBRI Bangkok

Melalui Instagram resminya, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:

1. KBRI Bangkok mengimbau WNI yang berada di Thailand khususnya di Provinsi Surin, Buri Ram, Si Sa Ket, Sa Kaeo, Trat, dan Ubon Ratchatani untuk mencermati perkembangan kondisi keamanan dari sumber-sumber resmi dan mengikuti instruksi Pemerintah setempat.

2. Berdasarkan data Lapor Diri, saat ini terdapat 15 (lima belas) WNI yang tersebar di wilayah sekitar perbatasan Thailand Kamboja, yaitu di Trat, Sa Kaeo, dan Ubon Ratchathani. Belum terdapat informasi mengenai adanya WNI yang terdampak.

3. KBRI Bangkok kembali mengimbau kepada WNI yang menetap di Thailand lebih dari 6 (enam) bulan agar melakukan Lapor Diri melalui portal Peduli WNI www.peduliwni kemlu.go.id.

4. WNI agar meningkatkan kewaspadaan, tetap tenang dan menghindari perjalanan ke wilayah perbatasan Thailand-Kamboja.

5. Sekiranya memerlukan bantuan darurat atau mengetahui adanya informasi WNI yang terdampak, dapat menghubungi nomor hotline Konsuler KBRI Bangkok pada nomor +66 92-903-1103 (Whatsapp).

Baca juga: Profil Jenderal Phana Khlaeoplotthuk, Pimpinan Tertinggi Militer Thailand di Perang Lawan Kamboja

Imbauan KBRI Phnom Penh

Senada, KBRI Phnom Penh juga mengeluarkan imbauan sebagai berikut:

Sehubungan dengan terjadinya eskalasi konflik antara Kamboja dan Thailand di wilayah perbatasan di Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear pada 24 Juli 2025, KBRI Phnom Penh menghimbau agar seluruh WNI:

1. Tetap tenang, waspada dan tidak panik

2. Menghindari atau membatasi perjalanan ke wilayah terdampak3. Mengikuti perkembangan dari sumber-sumber resmi, baik dari otoritas Kamboja, media terpercaya atau media resmi KBRI Phnom Penh

4. Melakukan Lapor Diri di portal Peduli WNI: www.peduliwni.kemlu.go.id agar data diri tervalidasi dan mempermudah komunikasi dengan KBRI

KBRI Phnom Penh akan terus memantau situasi dan menyampaikan perkembangan secara berkala.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Hotline KBRI Phnom Penh.

Hotline Pelindungan WNI: +855 12 813 282

Hotline Konsuler: +855 61 844 661

Peta Wilayah Perbatasan Thailand-Kamboja yang jadi Sumber Ketegangan

PERBATASAN THAILAND-KAMBOJA - Tangkap layar Google Maps pada 25 Juli 2025, memperlihatkan wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja yang menjadi titik ketegangan antara kedua negara.
PERBATASAN THAILAND-KAMBOJA - Tangkap layar Google Maps pada 25 Juli 2025, memperlihatkan wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja yang menjadi titik ketegangan antara kedua negara. (Tangkap layar Google Maps)

Fokus konflik saat ini berada di sekitar kuil kuno Prasat Ta Muen Thom dan Ta Krabey, yang terletak di Provinsi Surin, Thailand, dan berbatasan langsung dengan Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear, Kamboja.

Mengutip orfonline.org, secara historis, Thailand dan Kamboja telah lama berselisih mengenai sebagian kecil dari perbatasan darat sepanjang 817 kilometer.

Perselisihan ini berakar pada perjanjian perbatasan yang dibuat pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan kolonial Prancis.

Saat itu, Thailand (yang kala itu bernama Siam) menandatangani perjanjian yang menetapkan batas utara dengan Kamboja.

Menjelang kemerdekaan Kamboja dari Prancis pada 1953, wilayah di sekitar kuil tersebut berpindah tangan beberapa kali.

Pada 1954, pasukan Thailand menduduki wilayah tersebut, yang kemudian memicu gugatan dari pihak Kamboja ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice / ICJ).

Baca juga: Perbandingan Kekuatan Militer Thailand Vs Kamboja: Siapa Negara ASEAN yang Lebih Unggul?

Mahkamah Internasional adalah badan kehakiman utama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan pada tahun 1945 dan berkedudukan di Istana Perdamaian, Den Haag, Belanda, yang berfungsi menyelesaikan sengketa hukum antar negara secara damai berdasarkan hukum internasional.

Pada 1962, ICJ memutuskan bahwa wilayah kompleks kuil menjadi milik Kamboja.

Namun, Thailand tidak menerima putusan tersebut secara utuh dan menentang keabsahan peta tahun 1907 yang diajukan sebagai bukti utama dalam kasus itu.

Thailand berpendapat bahwa putusan ICJ hanya berlaku untuk area di sekitar kuil, bukan wilayah perbatasan yang lebih luas.

Pada 2013, atas permintaan Kamboja, ICJ kembali menegaskan putusannya tahun 1962 dan memperjelas bahwa Kamboja memiliki kedaulatan atas seluruh kompleks kuil tersebut.

Thailand pun diminta menarik pasukannya dari area tersebut.

Masalah perbatasan muncul kembali berulang kali di berbagai titik, yang menyebabkan kegagalan diplomatik antara kedua negara.

Misalnya, pada tahun 2008 dan 2011, Kamboja dan Thailand berselisih pendapat mengenai masalah perbatasan.

Sengketa tersebut, kembali mendapat perhatian ketika Kamboja berupaya mendaftarkan Preah Vihar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2008.

Kemudian pada tahun 2011, sekitar 40 orang tewas setelah pasukan di kedua belah pihak saling tembak.

Ketegangan Terbaru

Mengutip ABC News, bentrokan bersenjata kali ini meletus pada hari Kamis (24/7/2025) di wilayah perbatasan yang telah lama disengketakan antara Thailand dan Kamboja.

Bentrokan pertama terjadi pada Kamis pagi, di dekat kuil kuno Ta Muen Thom, yang terletak di perbatasan antara Provinsi Surin, Thailand, dan Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja.

Menurut otoritas Thailand, bentrokan tersebut menewaskan sedikitnya 11 warga sipil Thailand, termasuk seorang anak berusia lima tahun, serta melukai 14 orang lainnya di tiga provinsi.

Sebagai respons, Thailand melancarkan serangan udara.

Dari enam jet tempur F-16 yang disiapkan untuk dikerahkan, salah satunya menembakkan peluru ke wilayah Kamboja dan menghancurkan sebuah target militer, ungkap militer Thailand.

"Kami telah menggunakan kekuatan udara terhadap target militer sesuai rencana," ujar Wakil Juru Bicara Militer Thailand, Richa Suksuwanon, kepada para wartawan.

Mengutip Bangkok Post, lebih dari 100.000 orang di Thailand mengungsi, ungkap pemerintah Thailand pada hari Jumat, seiring meningkatnya jumlah korban jiwa dan desakan internasional untuk menghentikan permusuhan.

Kementerian Dalam Negeri Thailand menyatakan, lebih dari 100.000 warga dari empat provinsi perbatasan telah dipindahkan ke hampir 300 lokasi penampungan sementara.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Kerajaan mengumumkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 14 orang, terdiri dari 13 warga sipil dan satu anggota militer.

Di kota Samraong, Kamboja, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari perbatasan, wartawan AFP melaporkan mendengar suara tembakan artileri dari kejauhan pada Jumat pagi.

Sekitar 1.500 keluarga Kamboja dari Distrik Banteay Ampil, Provinsi Oddar Meanchey—yang terletak dekat zona konflik—telah dievakuasi ke tempat yang aman, ungkap Meth Meas Pheakdey, juru bicara pemerintah provinsi, melalui akun Facebook resminya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved