Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Takut Dikecam Dunia , Israel 'Cuci Tangan' dan Tuding Hamas Biang Kelaparan di Gaza

Israel bantah jadi penyebab kelaparan massal di Gaza, justru menuding Hamas serta PBB sebagai pihak yang bertanggung jawab atas krisis di Palestina

Wafa
PENGUNGSI GAZA - Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 8 April 2025 memperlihatkan situasi di tenda-tenda pengungsian di Al Rimal, Kota Gaza. Israel bantah jadi penyebab kelaparan massal di Gaza, justru menuding Hamas serta PBB sebagai pihak yang bertanggung jawab atas krisis di Palestina 

Situasi semakin memprihatinkan ketika proses distribusi pun berisiko tinggi. Militer Israel beberapa kali menembaki warga yang antre bantuan.

Insiden paling parah menyebabkan 90 orang tewas saat berebut pasokan makanan.

Kasus tersebut menambah daftar panjang korban perang Gaza yang kini melampaui 59.000 orang sejak konflik antara Hamas dan Israel pecah pada Oktober 2023.

“Warga sudah kehabisan makanan, mereka antre sepanjang malam hanya untuk sekarung tepung. Tapi banyak dari mereka malah ditembak atau terinjak dalam kekacauan,” ujar salah satu relawan dari Doctors Without Borders.

Selain krisis makanan, krisis ekonomi juga menghantam keras warga Gaza serta memicu lonjakan korban jiwa. 

Tercatat per Juli 2025 harga bahan pokok seperti tepung melonjak hingga 400 dolar AS per 25 kg, dan gas langka serta dijual di pasar gelap.

Akibatnya warga mulai mengonsumsi dedaunan, makanan hewan, atau air yang tidak layak konsumsi untuk bertahan hidup.

Suara Kecaman Internasional Meningkat

Merespons kekejaman yang dilakukan Israel, 25 negara Barat secara terbuka menyerukan penghentian perang di Gaza.

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin dunia menyebut penderitaan rakyat Palestina telah “mencapai titik terendah baru” dan “perang ini harus diakhiri sekarang.”

Pernyataan tersebut datang dari gabungan negara-negara Uni Eropa, termasuk Prancis, Jerman, Belanda, Irlandia, hingga negara-negara Amerika Latin serta beberapa sekutu tradisional Israel yang selama ini cenderung bersikap hati-hati.

“Skala kehancuran dan penderitaan warga sipil di Gaza tidak dapat lagi dibenarkan. Dunia tidak bisa tinggal diam,” bunyi salah satu bagian dalam dokumen yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Irlandia, dilansir dari The Times of Israel.

Sejumlah pejabat tinggi Uni Eropa bahkan menyebut kepemimpinannya “menghambat proses perdamaian.”.

Beberapa negara seperti Spanyol dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina dan mengurangi kerja sama bilateral dengan Israel.

Seruan tersebut menambah daftar panjang negara-negara yang mulai menarik dukungan moral dan politik terhadap Israel dalam operasi militer di Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari sembilan bulan.

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved