Lolos dari Maut, Bocah 7 Tahun Panjat Tempat Tidur Susun saat Banjir Bandang Terjang Texas
Tragedi banjir dahsyat di Texas akibat meluapnya air di Sungai Guadalupe menewaskan 109 jiwa, sementara lebih dari 160 orang masih belum ditemukan
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM – Banjir dahsyat menghantam Kota Texas, menyebabkan Sungai Guadalupe meluap, menyapu sejumlah wilayah di negara bagian Amerika Serikat itu hingga menenggelamkan dua perkemahan musim panas yang dipenuhi anak-anak.
Salah satu korban selamat, Brock Davis yang berusia 7 tahun, mengungkap bahwa ia dan kakaknya, Braeden Davis (9), tiba di Camp La Junta, Hunt, Kerr County, Texas.
Mereka mengikuti kegiatan hari pertama bersama ratusan anak laki-laki lainnya di Camp La Junta yang merupakan perkemahan musim panas.
Namun pada tanggal 4 Juli 2025, hujan lebat sejak dini hari membuat Sungai Guadalupe meluap.
Sekitar pukul 04.00 hingga 06.00 pagi, air mulai masuk ke area perkemahan, saat itu Brock dan 11 temannya tengah tertidur di ranjang susun.
Mengetahui air mulai memasuki camp perkemahan, Brock memanjat tempat tidur susun setinggi tiga tingkat yang menempel ke dinding kabin, hingga mencapai langit-langit untuk menyelamatkan diri dari derasnya arus.
Sementara kakaknya, Braeden, berada di kabin lain yang lebih tinggi dan tidak terkena banjir. Kabin tersebut kemudian menjadi tempat perlindungan sementara bagi anak-anak lainnya.
"Ia berhasil keluar hanya dengan celana pendek di tubuhnya. Bahkan ia tidak mengenakan baju, kaus kaki ataupun sepatu,” kata Keli, dikutip dari People, Rabu (9/7/2025).
“Saat ini ia masih tidak ingat bagaimana ia dikeluarkan dari kabin yang sudah terendam itu,” tambahnya.
Meski sama-sama berada di kawasan kamp, dua bersaudara itu tidak bertemu sepanjang hari dan tidak tahu apakah satu sama lain selamat.
Kondisi di dalam kamp memburuk. Ruang makan hancur, logistik minim, dan tidak ada akses listrik, sinyal seluler, atau Wi-Fi.
Baca juga: Pemilik Perkemahan di Texas Meninggal Dunia saat Menyelamatkan Anak-Anak dari Banjir
Garda Nasional akhirnya menjatuhkan makanan ringan seperti saus apel dan camilan dari udara untuk membantu anak-anak bertahan hidup hingga proses evakuasi dilakukan.
Pertemuan Penuh Haru di Gereja Kerrville
Sang ibu, Keli Rabon mulai menyadari ada situasi darurat setelah menerima pesan teks dari pihak kamp sekitar pukul 08.30 pagi.
Setelah melihat berita tentang banjir di media, ia langsung menempuh perjalanan empat jam dari Houston ke Kerrville dengan mobil,
Pada malam harinya, Brock dan Braeden akhirnya bertemu kembali dengan orang tua mereka di sebuah gereja lokal di Kerrville yang dijadikan pusat evakuasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.