Senin, 29 September 2025

India dan Pakistan Terancam Perang, Apa yang Akan Dilakukan AS?

Serangan mematikan di Kashmir memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi antara dua kekuatan nuklir, India dan Pakistan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
Tangkapan layar X ANI
KONFLIK KASHMIR - Tangkap layar X ANI (ANI News) memperlihatkan anggota komunitas Gujjar dan Bakarwal mengadakan protes atas serangan di Pahalgam, Kashmir pada 27 April 2025. Serangan mematikan di Kashmir memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi India dan Pakistan 

Upaya ini memperkuat posisi India sebagai mitra utama dalam strategi Indo-Pasifik AS, terutama seiring memburuknya hubungan dengan China.

Sebagai hasilnya, India kini diposisikan sebagai sekutu strategis, dan AS menegaskan akan terus mendukung India menghadapi ancaman regional.

Hubungan Pakistan dengan China

Di sisi lain, Pakistan mempererat hubungannya dengan China.

Pada Februari 2025, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari mengunjungi China untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan ekonomi, dengan fokus khusus pada proyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC).

Kemitraan ini digambarkan sebagai hubungan "segala kondisi".

Kedua negara juga menegaskan kembali dukungan satu sama lain dalam menghadapi tekanan eksternal.

Meski ada tantangan, seperti masalah keamanan bagi warga negara China di Pakistan, kerja sama kedua negara tetap solid.

Sengketa Wilayah Kashmir

Dilansir cfr.org, pada 22 April 2025, sekelompok orang bersenjata menewaskan 26 orang dan melukai 17 lainnya di destinasi wisata populer Pahalgam, di Jammu dan Kashmir yang dikelola India.

Front Perlawanan (TRF), juga dikenal sebagai Perlawanan Kashmir, mengklaim bertanggung jawab atas serangan paling mematikan di wilayah tersebut dalam dua dekade terakhir.

TRF beroperasi sebagai cabang dari Lashkar-e-Taiba, organisasi yang berbasis di Pakistan yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai tahun 2008.

Baca juga: Pakistan Tutup Wilayah Udaranya bagi India karena Ketegangan Meningkat Akibat Serangan Kashmir

Sebagai respons, India menutup penyeberangan utamanya dengan Pakistan, menangguhkan perjanjian pembagian air, dan menuduh Islamabad memfasilitasi serangan tersebut.

Kekerasan di kawasan itu sempat menurun setelah India mencabut status otonomi wilayah tersebut dan mengintegrasikan Jammu dan Kashmir pada tahun 2019.

Namun, wilayah ini, yang secara historis disengketakan dan diklaim oleh Pakistan, tetap menjadi titik api ketegangan.

Bentrokan antara pasukan India dan Pakistan serta serangan berkala oleh kelompok militan masih kerap terjadi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan