Aboubakar Cisse Sedang Salat Saat Ditikam Lebih dari 40 Kali, PM Prancis Kecam Pembunuhan di Masjid
Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou pada hari Sabtu mengecam pembunuhan seorang pemuda Muslim di sebuah masjid sebagai "kekejaman Islamofobia".
Perdana Menteri Prancis Kecam Pembunuhan Seorang Pria Muslim di dalam Masjid, Dianggap Islamofobia
TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou pada hari Sabtu mengecam pembunuhan seorang pemuda Muslim di sebuah masjid sebagai "kekejaman Islamofobia".
Seorang penyerang pada hari Jumat menikam seorang jamaah puluhan kali dan memfilmkannya dengan telepon seluler sambil meneriakkan hinaan anti-Islam di desa La Grand-Combe , di wilayah Gard, Prancis selatan .
Korban diperkirakan berusia awal 20-an . Jasadnya ditemukan pada pagi harinya ketika jamaah lainnya tiba di masjid.
"Seorang jamaah dibunuh kemarin," kata Bayrou di platform media sosial X.
"Kekejaman Islamofobia ditampilkan dalam sebuah video.
"Kami mendukung keluarga korban, bersama orang-orang yang percaya yang sangat terkejut. Sumber daya negara dimobilisasi untuk memastikan pembunuhnya ditangkap dan dihukum."
Tersangka masih buron, menurut jaksa wilayah.
Agence France-Presse (AFP) melaporkan bahwa beberapa orang mengatakan korban adalah seorang pemuda dari Mali dan "sangat terkenal" di desa tersebut.
Tanggal 27 April, Place de la République di Paris mengumpulkan banyak orang untuk memberikan penghormatan kepada Aboubakar Cissé, korban serangan Islamofobia saat ia sedang salat di masjid.
Hening sejenak dilakukan untuk mengenangnya.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan pada hari Minggu bahwa "rasisme dan kebencian berdasarkan agama tidak memiliki tempat di Prancis" setelah pembunuhan Aboubakar.
Perdana Menteri François Bayrou juga mengutuk insiden tersebut.
Terduga pembunuh Aboubakar menyerahkan diri ke kantor polisi di Italia tengah pada Minggu malam.
Ditikam Lebih dari 40 Kali
Dalam serangan brutal yang bermotif Islamofobia, seorang pemuda, Aboubakar Cissé yang berusia 24 tahun, ditikam lebih dari 40 kali di dalam Masjid La Grand-Combe di Prancis selatan.
Banyak versi laporan tentang kronologi kejadian.
Salah satunya menyatakan, Penyerang, yang diidentifikasi sebagai Olivier H., seorang warga Prancis berusia 21 tahun, secara menipu mendekati korban dengan dalih ingin masuk Islam.
Saat Cissé mulai mengajarinya cara berdoa, Olivier melancarkan serangan pisau yang brutal dan tanpa ampun — menikamnya berulang kali dan memfilmkan pembunuhan tersebut sambil melontarkan hinaan terhadap Islam.
Ia kemudian mengunggah rekaman serangan tersebut di media sosial sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.
Jenazah korban ditemukan keesokan paginya oleh anggota masjid.
Pihak berwenang Prancis sejak itu meluncurkan perburuan nasional untuk Olivier H., yang dianggap sangat berbahaya.
Lebih dari 70 penyelidik telah dikerahkan untuk melacaknya.
Serangan tersebut telah dikutuk secara luas sebagai tindakan kebencian Islamofobia yang jelas.
Presiden Macron bersumpah bahwa "rasisme dan kebencian berdasarkan agama tidak akan pernah mendapat tempat di Prancis."
Para pemimpin Muslim telah menyerukan perlindungan yang lebih besar terhadap masjid dan kewaspadaan baru di seluruh negeri.
SUMBER: MIDDLE EAST EYE, X
Keluarga Mohamad Ilham Pradipta Ajukan Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Keluarga Korban Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN Ajukan Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Sosok Iwan, Pelaku Pembunuhan Anggota TNI di Kafe Wonosobo, 4 Kali Masuk Penjara |
![]() |
---|
Meski Keterangannya Berubah-ubah, Alvi Maulana Akui Mutilasi Kekasihnya |
![]() |
---|
Boyamin Saiman Minta 15 Tersangka Pembunuhan-Penculikan Ilham Pradipta Dijerat Pasal 340 KUHP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.