Senin, 29 September 2025

Situasi Mencekam, 6 SD di Pacitan Diliburkan karena Pembunuh Keluarga Mantan Istri Masih Berkeliaran

Warga ketakutan anak pergi sekolah, enam SD di Pacitan diliburkan imbas pembunuh keluarga mantan istri masih berkeliaran di hutan, Selasa (23/9/2025).

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Tiara Shelavie
KOMPAS.com/WIN
MENCEKAM - Aparat gabungan TNI-Polri melakukan patroli di Sekolah Dasar Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, setelah tragedi pembunuhan dan pelaku melarikan diri ke hutan, Selasa (23/09/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah insiden tragis penyerangan satu keluarga mantan istri yang terjadi di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada Sabtu (20/9/2025) malam menyisakan suasana mencekam di seluruh wilayah desa tersebut.

Sebab, hingga artikel ini ditulis pada Selasa (23/9/2025) sore, pelaku bernama Wawan belum berhasil ditangkap pihak kepolisian lantaran melarikan diri ke area hutan.

Bahkan, Polres Pacitan mengerahkan dua anjing pelacak K9 dari Polda Jawa Timur untuk membantu pencarian buronan asal Desa Kanyen, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan tersebut.

Pelaku dilaporkan menyerang keluarga mantan istrinya bernama Miswati, dengan senjata tajam.

Akibat penyerangan tersebut, ibu dari Miswati, Timi meninggal dunia di lokasi kejadian.

Selain itu Miswati dan tiga anggota keluarga lainnya, yakni ayah, kakak, dan keponakan Miswati harus mendapatkan perawatan di RSUD dr. Darsono Pacitan.

Pasca kejadian itu, situasi mencekam masih menyelimuti wilayah Kecamatan Arjosari.

Imbasnya, sebanyak enam sekolah dasar (SD) di wilayah tersebut memilih untuk meliburkan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah, sejak Senin (22/9/2025).

Hal itu terlihat di SD Negeri 2 Temon yang tampak lengang.

Ruang kelas kosong, halaman sekolah sepi, dan hanya terlihat beberapa guru yang tetap hadir.

Baca juga: Motif Wawan Bunuh Mantan Mertua di Pacitan, Pelaku Masih Buron dan Kabur ke Hutan

Meski tak berada di sekolah, siswa masih mendapatkan pelajaran sekolah dari rumah.

Seorang guru mengungkapkan, orangtua siswa khawatir lantaran anak-anaknya harus melewati hutan untuk menuju sekolahan.

Sehingga keputusan diambil untuk sementara belajar dari rumah demi keamanan siswa.

Informasi ini disampaikan Sumayarti, guru SD Negeri 2 Temon saat ditemui pewarta KOMPAS.com, Slamet Widodo.

“Orangtua takut melepas anak-anak ke sekolah karena situasi belum kondusif. Banyak siswa rumahnya jauh, harus melewati hutan. Untuk sementara lebih aman belajar dari rumah," terangnya.
 
Selain itu, ketakutan juga terjadi lantaran seorang murid di SD tersebut yakni, AG (11) merupakan keponakan Miswati menjadi korban pembacokan Wawan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan