Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Panglima IDF Ungkap Alami Krisis SDM Akut, Ambisi Netanyahu Buat Israel di Ambang Kehancuran

Panglima IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir mengungkap bahwa saat ini pasukan perang Israel mengalami krisis pasukan karena kurangnya sumber daya manusia

IDF
TENTARA ISRAEL - Foto ini diambil pada Senin (17/2/2025) dari publikasi resmi website IDF (idf.il), memperlihatkan tentara Israel dari unit Erez bergabung dengan resimen ke-769 di Lebanon pada 5 Januari 2025. Pada 17 Februari 2025, Panglima IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir mengungkap bahwa saat ini pasukan perang Israel mengalami krisis pasukan karena kurangnya sumber daya manusia 

Angka yang dirilis oleh Yedioth Ahronoth menunjukkan bahwa tingkat partisipasi cadangan saat ini dalam unit tempur berada antara 60 persen dan 70 persen.

Sementara beberapa melaporkan persentase yang lebih rendah, berkisar antara 40 dan 50 persen.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan Hamas yang diam-diam mulai membangun pertahanan pasukannya.

Setidaknya 20.000 pejuang Hamas termasuk komandan senior. mulai dilatih menggunakan peralatan militer, pesawat tanpa awak.

 “Ada kekhawatiran bahwa jumlah tersebut tidak akan meningkat jika terjadi serangan yang lebih luas,” kata seorang sumber militer.

IDF Bangkang Perintah Netanyahu

Terpisah, di tengah ancaman krisis pasukan lebih dari 250 mantan pejabat badan intelijen Israel, Mossad mengajukan petisi yang berisi desakan diakhirinya perang di Gaza.

Adapun petisi ini ditandatangani oleh ratusan mantan pejabat intelijen Mossad menyusul upaya 1.000 tentara cadangan Angkatan Udara Israel yang telah lebih dulu  menyerukan tuntutan agar PM Netanyahu mengakhiri serangan di Gaza.

Dalam tuntutannya mereka meminta agar tawanan Israel "segera dipulangkan"dari Gaza.

Sebagian tentara menilai bahwa solusi militer bukan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik.

Mereka mulai mendorong penyelesaian melalui diplomasi, seperti kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas.

Bagi mereka, memperpanjang perang justru memperbesar penderitaan semua pihak, termasuk warga sipil Gaza dan keluarga para sandera.

Adapun saat ini masih ada 59 sandera yang ditahan di Gaza, dengan sedikitnya 22 diantaranya masih hidup.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan