Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Keputusan Trump untuk Serang Yaman Dinilai Keliru, Houthi Sudah Tak Beraksi Sejak Gencatan Senjata

Analis menyebut keputusan Donald Trump untuk menyerukan serangan terhadap Houthi di Yaman adalah keputusan yang salah.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Akun X resmi Gedung Putih @WhiteHouse
HOUTHI YAMAN DISERANG - Kolase foto Presiden AS Donald Trump saat memantau serangan udara terhadap Houthi di Yaman, Sabtu (15/3/2025). Analis menyebut keputusan Donald Trump untuk menyerukan serangan terhadap Houthi di Yaman adalah keputusan yang salah. 

Gedung Putih juga merilis data yang menyebut kapal-kapal komersial AS telah diserang 145 kali sejak 2023.

Serangan terakhir terjadi pada Desember lalu, sebelum Trump resmi dilantik kembali.

Jumlah Korban Serangan AS-Inggris

TV Al Masirah, yang berafiliasi dengan Houthi, melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan AS di Saada, Yaman, meningkat dari enam menjadi 10 orang.

Sedikitnya 13 orang lainnya dilaporkan terluka, termasuk empat anak-anak dan seorang wanita.

Sementara itu, di ibu kota Sanaa, 13 orang lainnya dilaporkan tewas.

Dengan demikian, jumlah korban akibat serangan AS-Inggris sejauh ini mencapai 23 orang.

Houthi Berjanji Akan Membalas

Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, menuduh AS melebih-lebihkan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompoknya demi memengaruhi opini publik.

Sementara itu, biro politik Houthi mengeluarkan pernyataan terpisah yang mengecam serangan AS sebagai "agresi berbahaya" terhadap ibu kota Sanaa.

Mereka menyebut penargetan kawasan permukiman dan warga sipil sebagai "kejahatan perang sejati," mengutip laporan Al Jazeera.

Kelompok itu menegaskan bahwa serangan AS tidak akan menghalangi mereka untuk terus mendukung Palestina dan memenuhi komitmen mereka terhadap Gaza.

Baca juga: Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen

"Agresi ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap membalas eskalasi dengan eskalasi," demikian pernyataan kelompok tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved