Sabtu, 4 Oktober 2025

Kebijakan Trump yang Tak Terduga Picu Ketidakpastian di Pasar Global, Termasuk Indonesia

Kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump selama masa kepemimpinannya yang pertama lalu telah menciptakan gelombang ketidakpastian.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Endra Kurniawan
Tangkapan layar YouTube White House
DONALD TRUMP - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Sabtu (22/2/2025) menunjukkan Presiden Donald Trump menyampaikan pidato di Governors Working Session di Washington, DC pada Jumat (21/2/2025). Pengamat menilai Kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump selama masa kepemimpinannya yang pertama lalu telah menciptakan gelombang ketidakpastian di pasar global. 

"China tidak hanya fokus pada AS, tetapi juga memperluas trade surplus-nya ke berbagai belahan dunia, seperti Afrika, India, Amerika Latin, dan Asia," ujarnya.

Benas juga menekankan pentingnya teknologi dalam menentukan arah ekonomi global ke depan.

"Revolusi industri yang dipicu oleh teknologi seperti AI, renewable energy, robotik, dan quantum computing akan menjadi penggerak utama ekonomi global," paparnya.

Ia optimis bahwa fokus China pada teknologi dalam rencana lima tahun ke depan (2020-2025) akan memberikan dampak positif bagi perekonomian global.

Sektor-Sektor Potensial di Indonesia

Di tingkat domestik, Benas melihat beberapa sektor yang memiliki daya tahan dan potensi pertumbuhan di tengah ketidakpastian global.

"Sektor properti, terutama perumahan, serta sektor jasa yang terkait, akan menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia," ujarnya.

Selain itu, program pemerintah seperti MBG (Makanan Berbasis Gizi) dan hilirisasi juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor terkait, seperti transportasi, logistik, dan kemasan.

Digitalisasi juga menjadi sektor yang berkembang pesat di Indonesia, tidak hanya di sektor finansial tetapi juga non-finansial seperti e-commerce dan layanan on-demand.

Baca juga: Tekanan Pasar Global Mereda, Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Kuartal III Tetap Terjaga 

"Perkembangan digitalisasi memberikan efek beruntun pada sektor pendukung seperti logistik dan transportasi," tambah Benas.

Namun, ia mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap crowding (kelebihan pemain) di sektor-sektor tersebut, yang dapat memicu konsolidasi di masa depan.

Benas juga menyoroti peluang Indonesia dalam menghadapi pergeseran ekonomi global, terutama dengan fokus China yang mulai beralih dari low manufacturing ke ekonomi yang lebih maju. 

"Indonesia memiliki potensi untuk mendapatkan spillover effect dari pergeseran ini, terutama jika mampu menarik investasi asing langsung (FDI) ke sektor manufaktur," ujarnya.

Dengan upah yang masih relatif rendah dan kebijakan pemerintah yang mendukung, Indonesia dapat menjadi destinasi menarik bagi investasi manufaktur. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved