Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sekjen Hizbullah, Sheikh Naim Qassem: Israel Harus Menarik Diri Sepenuhnya pada Tanggal 18 Februari

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem menekankan perlunya pendudukan Israel untuk menarik diri dari Lebanon selatan

Editor: Muhammad Barir
PressTV
ISRAEL HARUS MUNDUR- Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem menekankan perlunya pendudukan Israel untuk menarik diri dari Lebanon selatan, dan mencegahnya melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata. 

Menegaskan dukungan Hizbullah bagi rakyat Lebanon, Sheikh Qassem berjanji:

"Kami bersama rakyat dan pembangunan kembali. Kami tidak akan meninggalkan mereka—baik dalam menyediakan tempat berlindung, restorasi, maupun pembangunan kembali. Kami tetap berkomitmen pada tanggung jawab kami."

 

Israel Ancam Bandara Beirut


Ia juga mengungkap ancaman keamanan terkait bandara Beirut, dengan menyatakan, "Sebuah pesan disampaikan kepada pemerintah Lebanon bahwa Israel akan menyerang landasan pacu bandara Beirut jika pesawat Iran mendarat."

Sambil menyerukan tanggapan yang berdaulat, Sheikh Qassem mendesak otoritas Lebanon untuk mempertimbangkan kembali sikap mereka. "Saya meminta otoritas Lebanon untuk meninjau kembali keputusan terkait pesawat Iran dan menegakkan posisi kedaulatan mereka," katanya.

Terakhir, ia mendorong partisipasi massa dalam prosesi pemakaman Sekretaris Jenderal Hizbullah yang gugur, Sayyed Hassan Nasrallah dan Sayyed Hashem Safieddine.

"Kita akan menyelenggarakan pemakaman yang agung dan penting pada tanggal 23 Februari. Saya mengajak semua orang untuk memperbarui janji mereka pada jalan ini melalui partisipasi seluas-luasnya dan tingkat disiplin tertinggi," pungkasnya.

Sheikh Qassem juga menyerukan "partisipasi massa" dalam prosesi tersebut, dan menekankan bahwa Perlawanan dan basis rakyatnya tidak akan "menyerah di bawah tekanan, karena mereka tidak dapat melemahkan kita."

 

Sheikh Qassem memberikan penghormatan kepada para pemimpin yang gugur

Sheikh Qassem memberikan penghormatan kepada para pemimpin kelompok yang gugur, menyoroti pengorbanan mereka dan evolusi perlawanan dalam menghadapi agresi Israel.

Berbicara pada peringatan hari kesyahidan mereka, Qassem mengenang bahwa "para kaki tangan membunuh Sheikh Ragheb Harb di Jibsheet di Lebanon selatan pada tahun 1984," menggambarkannya sebagai seorang pemimpin populer yang "mengumpulkan orang-orang dari semua desa dan berdiri dengan berani menentang pendudukan Israel."

Ia juga memuji mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Abbas Mousawi, dengan mengatakan, "Ia adalah teladan bagi para pejuang Perlawanan, selalu berada di sisi mereka, menghadiri upacara perpisahan mereka sebelum mereka berangkat ke garis depan." Ia menekankan bahwa "bahasa kemenangan tidak pernah lepas dari bibir Sayyed Abbas Mousawi."

Mengenai komandan senior Imad Mughniyeh, Sheikh Qassem menggambarkannya sebagai "ahli strategi keamanan dan militer yang brilian."

Pemimpin Hizbullah merenungkan kemajuan Perlawanan, dengan menyatakan, "Perlawanan mengalami kemajuan signifikan dari pembunuhan Sheikh Ragheb Harb hingga kesyahidan Sayyed Abbas Mousawi." Ia menggarisbawahi bahwa "ketika para pemimpin menjadi syahid, gerakan itu tumbuh dari darah dan pengorbanan mereka."

Ia menegaskan kembali bahwa "jalan para pemimpin yang syahid adalah satu—jalan perlawanan Islam." Menurut Sheikh Qassem, "Jihad melawan musuh Israel selalu menjadi prioritas mereka," dan karakteristik mereka yang menentukan adalah "penggabungan iman spiritual dengan kekuatan militer."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved