Sabtu, 4 Oktober 2025

100 Wanita Dijadikan Budak Sel Telur oleh Gangster China, Diperlakukan seperti Hewan Ternak

Tiga wanita Thailand mengaku menjadi budak sel telur di Georgia. Praktik perbudakan itu mengurung 100 wanita di sebuah rumah.

Thai PBS World
BUDAK SEL TELUR - Tiga wanita Thailand membongkar praktik perbudakan sel telur di Georgia yang melibatkan 100 wanita lainnya, oleh gangster China. Dalam konferensi pers yang digelar pada akhir Januari 2025, mereka membeberkan bagaimana kondisi para wanita yang menjadi korban. 

TRIBUNNEWS.com - Tiga wanita asal Thailand mengungkap praktik perbudakan oleh gangster China di Georgia.

Pada akhir Januari 2025, tiga korban itu mengaku telah dieksploitasi sebagai budak sel telur selama setengah tahun.

Setidaknya ada 100 wanita yang menjadi budak sel telur manusia di Georgia dan diperlakukan seperti hewan ternak.

Dikutip dari Daily Mail, hal ini bermula saat ketiganya terpikat tawaran pekerjaan di Facebook yang menjanjikan bayaran antara 11.500 hingga 17.000 euro sebagai ibu pengganti bagi pasangan di Georgia yang tak bisa memiliki anak.

Pada Agustus 2024, mereka berangkat ke Georgia bersama 10 wanita Thailand lainnya.

Biaya perjalanan serta pengajuan paspor ditanggung oleh organisasi yang menawarkan pekerjaan itu.

Baca juga: Masih Buron, Gembong Narkoba Fredy Pratama Diyakini Bersembunyi di Thailand

Mereka ditemani seorang wanita yang merupakan karyawanan dari organisasi tersebut.

Tetapi, saat tiba di Georgia, mereka ditempatkan di rumah besar bersama sekitar 100 wanita lainnya.

Ternyata, tawaran pekerjaan di Facebook sebagai ibu pengganti, hanyalah kedok untuk menutupi praktik perbudakan sel telur.

"Mereka membawa kami ke sebuah rumah yang dihuni kebanyakan wanita Thailand."

"Mereka memberi tahu kami, tidak ada kontrak ibu pengganti atau orang tua," kata seorang korban, dilansir Reuters.

Di tempat itu, para wanita dipompa menggunakan hormon untuk merangsang indung telur mereka.

Mereka kemudian dipaksa mengangkat sel telur selama satu bulan sekali.

Salah satu korban mengatakan, mereka diperlakukan seperti hewan ternak dan "beberapa wanita bahkan tidak menerima kompensasi apapun atas sel telur mereka yang diambil."

"Setelah kami mendapatkan informasi ini, kami menjadi takut. Kami mencoba menghubungi orang-orang di rumah," ujar korban yang lain.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved