Menyebut Diri Pembawa Perdamaian, Tapi Trump Menyetujui Pengiriman Bom Hampir Satu Ton untuk Israel

'Pembawa Perdamaian' Donald Trump Cabut Kepemilikan Bom 2.000 Pon di Israel

TRIBUNNEWS.COM- Gedung Putih Trump menginstruksikan Pentagon untuk mencabut penangguhan yang diberlakukan oleh mantan presiden Joe Biden atas pasokan bom seberat 2.000 pon ke Israel, jurnalis Barak Ravid melaporkan pada 26 Januari untuk Axios .

Tiga pejabat Israel mengatakan kepada Ravid bahwa 1.800 bom MK-84 akan dikirimkan melalui kapal ke Israel dalam beberapa hari mendatang.

Pentagon memberitahu pemerintah Israel tentang pelepasan bom tersebut pada hari Jumat, seorang pejabat Israel menambahkan.

"Banyak barang yang dipesan dan dibayar oleh Israel tetapi belum dikirim oleh Biden kini sedang dalam perjalanan!" Presiden Trump mengumumkan hal tersebut di platform media sosialnya, Truth Social, pada hari Sabtu.

Presiden Joe Biden menghentikan pengiriman hanya satu bom seberat 2.000 pon pada Mei lalu. 

Israel telah menggunakan bom berkekuatan besar dalam banyak pembunuhan massal paling mengerikan terhadap warga sipil di Gaza, termasuk  pembantaian lebih dari 100 orang di kamp Jabalia pada 31 Oktober 2023.

Biden memerintahkan penghentian tersebut sambil terus memasok Israel dengan sejumlah besar bom yang lebih kecil namun tetap mematikan. 

Langkah tersebut diduga memicu krisis antara Tel Aviv dan Washington, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mengkritik Joe Biden atas langkah tersebut. 

Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bersikeras senjata dikirimkan "secara normal" kecuali untuk satu pengiriman yang tertunda.

Penghentian itu terjadi saat Presiden Joe Biden menghadapi kritik dari dalam negeri dari para pemilih progresif AS karena mendukung genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza. Saat itu, pemilihan presiden sedang berlangsung. 

Joe Biden saat itu menjadi kandidat tetapi kemudian mengundurkan diri dari pencalonan, sehingga wakil presiden Kamala Harris dapat menggantikannya.

Di sisi lain, keputusan Biden juga menuai kritik signifikan dari komunitas Yahudi di AS, yang sebagian besar condong ke Demokrat dan mendukung genosida di Gaza.

Ravid mencatat bahwa "Netanyahu dan para loyalisnya di Israel dan AS menggunakan keputusan Biden untuk secara keliru mengklaim adanya 'embargo senjata' AS terhadap Israel."

Presiden Trump menyetujui pengiriman bom mematikan tersebut, meskipun menggambarkan dirinya sebagai pembawa perdamaian yang ingin mengakhiri perang di Gaza dan Ukraina.