Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Eks-Intelijen Israel: Hamas Adalah Bunglon dengan Taktik Kreatif untuk Memanen Persenjataan IDF

Meskipun Israel mengerahkan semua kekuatan militernya di Gaza, mereka gagal menyingkirkan Hamas dari kekuasaan pemerintahan Gaza

khaberni/tangkap layar
Pawai kendaraan yang ditumpangi personel militer dan keamanan kelompok pembebasan Palestina, Hamas, pada prosesi pembebasan 3 sandera Israel dalam kerangka gencatan senjata di Jalur Gaza, Minggu (19/1/2025). 

Hamas tetap berkuasa selama empat perang sebelumnya dengan Israel.

Sejumlah media barat, mengeluarkan laporan kalau Hamas juga mendapat bantuan Iran.

"Dengan sokongan itu, Hamas terus meningkatkan kemampuannya, memperluas jangkauan roketnya, dan membangun terowongan yang lebih dalam dan lebih panjang untuk bersembunyi dari serangan udara Israel," kata laporan TH. 

Pada 7 Oktober 2023, Hamas memiliki pasukan yang terdiri dari puluhan ribu orang dalam batalion yang terorganisasi.

Dalam serangan mendadak yang memicu perang, para pejuangnya menyerang Israel selatan melalui udara, darat, dan laut, menewaskan sekitar 1.200 orang, termasuk para personel militer Israel

Militan yang dipimpin Hamas menculik 250 orang lainnya dan menahan mereka di Gaza.

Sebagai balasan, Israel melancarkan perang udara dan darat yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat.

Sekitar 90 persen penduduk Gaza telah mengungsi. 

Pasukan Israel membunuh pemimpin tertinggi Hamas, Yahya Sinwar, dan sebagian besar letnannya.

Namun, sebagian besar pemimpin yang diasingkan masih ada dan Mohammed Sinwar, saudaranya, dilaporkan telah mengambil peran yang lebih besar di Gaza.

Militer mengatakan telah menewaskan lebih dari 17.000 pejuang — kira-kira setengah dari perkiraan jumlah anggota Hamas sebelum perang — meskipun belum memberikan bukti.

Apa yang Israel katakan sebagai serangan yang ditargetkan secara cermat seringkali menewaskan wanita dan anak-anak dan dalam beberapa kasus memusnahkan seluruh keluarga besar.

Militer Israel justru menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil Palestina tersebut. 

Namun, para penyintas pemboman, yang berdesakan di dalam tenda setelah rumah mereka diratakan, merupakan kelompok calon anggota baru Hamas.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan dalam pidato yang telah disiapkan bahwa Hamas telah merekrut hampir sama banyaknya dengan jumlah pejuang yang hilang selama perang.

 

(oln/th/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved