Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Suriah

Tambah Runyam, Milisi Irak Proksi Iran Masuki Suriah untuk Bantu Militer Rezim Assad Lawan Oposisi

Militer Suriah Rezim Assad kewalahan mengatasi oposisi bersenjata anti-Rezim yang sudah menguasai Aleppo dan Idlib. MIlisi Irak proksi Iran datang

Rami Al Sayed/AFP
Oposisi bersenjata anti-Assad mencapai jalan raya dekat kota Azaz di Suriah utara pada hari Minggu. 

"Selama setahun terakhir, pasukan Takfiri dan penentang pemerintah Suriah tidak melakukan apa pun untuk membela rakyat Gaza yang tertindas sementara Perlawanan telah memerangi rezim Zionis. Sekarang, dengan dukungan kuat dari tentara Turki dan pemerintah Turki, mereka telah memulai operasi teroris atas nama Islam," kata Ali Khezrian di akun X miliknya. 

Mengingat kebrutalan teroris di lapangan dan kegigihan Rusia dan Iran dalam mendukung Suriah, pertempuran sengit dan berdarah tampaknya akan segera terjadi dan tak terelakkan.

Namun, inisiatif diplomatik dari negara-negara di Asia Barat mungkin menawarkan secercah harapan untuk penyelesaian sebagian. Laporan menunjukkan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi siap mengunjungi Suriah dan Turki minggu depan. 

Respons Negara Ketiga, Turki Sebut Rezim Assad Langgar Perjanjian

Dalam reaksi regional terhadap pertempuran di Suriah utara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Oncu Kaglitoli mengatakan kalau Turki khawatir tidak akan ada lagi ketidakstabilan di Sriah.

Turki juga menyatakan kekhawatirannya akan keselamatan warga sipil Suriah.

Sebagai catatan, penyebab perang Suriah berawal dari keinginan warganya untuk membentuk negara yang lebih demokratis.

Warga Suriah menginginkan perubahan sistem pemerintahan, terutama pada kekuasaan rezim Assad yang telah menjabat sejak 1962

Pejabat Turki itu menambahkan kalau serangan rezim Suriah baru-baru ini di Idlib telah mencapai tingkat yang merugikan implementasi apa yang disepakati dalam Perjanjian Astana.

Kaglitoli juga mengatakan, negaranya memantau secara cermat serangan yang menargetkan warga sipil dan Turki oleh organisasi yang mereka cap sebagai 'teroris' di Tal Rifaat dan Manbij, yang mencoba memanfaatkan kondisi yang tidak stabil saat ini.

Iran Tuding AS-Israel di Balik Serangan Oposisi di Suriah

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengomentari perkembangan tersebut dengan mengatakan bahwa aktivasi kelompok teroris di Suriah adalah rencana Amerika-Zionis menyusul kekalahan entitas tersebut di Lebanon dan Palestina, seperti yang ia katakan.

Sebaliknya, duta besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, mengatakan bahwa Iran, Rusia, dan poros perlawanan tidak akan membiarkan kejadian tahun lalu terulang di Suriah.

Dia menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan televisi Iran bahwa apa yang dia gambarkan sebagai 'kelompok teroris' tidak akan mencapai kemenangan apapun di Suriah.

Meskipun ia menekankan bahwa “pemerintah Suriah lebih kuat dari sebelumnya, dan Teheran akan memberikan dukungan,” ia juga menekankan bahwa “kelompok bersenjata di Suriah tidak akan meraih kemenangan apa pun.”

Patut dicatat bahwa Moskow dan Teheran adalah sekutu Damaskus dan telah memberikan dukungan militer dan politik sejak pecahnya revolusi di Suriah pada tahun 2011.

Dukungan Rusia dan Iran ini membuat rezim saat ini merebut kembali sebagian besar wilayah yang dikuasai faksi-faksi oposisi tersebut pada awal konflik.

Manuver AS-Israel yang Terengah-engah di Gaza dan Lebanon?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved