Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Suriah

Israel Meriang, Turki akan Beli 40 Jet Tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman

Turki akan membeli 40 jet tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman. Langkah ini menjadi "masalah" bagi Israel.

Tribunnews/Malvyandie Haryadi
JET CANGGIH - Penampakan pesawat tempur Eurofighter Typhoon dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Selasa (18/6/2019). Pesawat canggih buatan Airbus ini mampu melesat dengan kecepatan 2.495 kilometer per jam dan menempuh jarak sejauh 2.900 kilometer. Pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2019 berlangsung 17-23 Juni 2019. Tribunnews/Malvyandie Haryadi 

Israel Meriang, Turki akan Beli 40 Jet Tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman

TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan gerah akan manuver Turki dalam memperkuat kekuatan militernya.

Dalam rencananya tersebut, Turki dilaporkan akan membeli  40 jet tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman.

Meski dianggap belum mengancam superioritas udara Israel, tetapi akuisisi puluhan jet tempur ini dipandang sebagai langkah signifikan bagi kemajuan militer Turki.

Baca juga: Tiga Percobaan Pembunuhan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa dalam 7 Bulan, Upaya Terakhir Paling Nekat

"Rencana pembelian jet tempur Turki dari Jerman bisa jadi "menyakitkan" bagi Israel," ungkap seorang pejabat Israel kepada kantor berita Jerusalem Post, dikutip Kamis (24/7/2025).

Pejabat Israel itu menambahkan, "Ini (pembelian 40 jet tempur oleh Turki) bukanlah ancaman yang mengubah permainan bagi Angkatan Udara kami. Typhoon memang pesawat yang mumpuni, tetapi tidak lebih unggul dibandingkan jet tempur kami".

"Namun, ini merupakan sinyal yang jelas dan mengkhawatirkan bahwa Turki sedang mempercepat pengembangan persenjataannya dengan cara yang pada akhirnya dapat menantang keunggulan militer Israel di kawasan tersebut," katanya.

Penampakan pesawat tempur Eurofighter Typhoon dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Selasa (18/6/2019). Pesawat canggih buatan Airbus ini mampu melesat dengan kecepatan 2.495 kilometer per jam dan menempuh jarak sejauh 2.900 kilometer. Pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2019 berlangsung 17-23 Juni 2019. Tribunnews/Malvyandie Haryadi
Penampakan pesawat tempur Eurofighter Typhoon dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Selasa (18/6/2019). Pesawat canggih buatan Airbus ini mampu melesat dengan kecepatan 2.495 kilometer per jam dan menempuh jarak sejauh 2.900 kilometer. Pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2019 berlangsung 17-23 Juni 2019. Tribunnews/Malvyandie Haryadi (Tribunnews/Malvyandie Haryadi)

Jet Generasi Keempat Tercanggih

Jet Eurofighter Typhoon, yang dikembangkan bersama oleh Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol, disebut-sebut sebagai salah satu jet tempur generasi keempat tercanggih di dunia. 

Kehadirannya dalam armada Angkatan Udara Turki akan meningkatkan kemampuan tempur udara negara tersebut.

Pesawat ini dikenal sangat lincah.

Keunggulannya terletak pada kemampuannya menjalankan misi multiperan. Dilengkapi dengan sistem radar canggih, pesawat ini juga dilengkapi kemampuan superioritas udara dan serangan darat.

Selain itu, Turki juga ingin membeli F-16 dan F-35 buatan AS. Hal ini terjadi setelah Turki keluar dari program F-35 pada tahun 2019, setelah membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia.

MILITER TURKI - Para personel pasukan Turki. Negara tersebut berencana menempatkan aset militernya di Suriah dengan beberapa tujuan, termasuk menjaga keamanan rezim baru negara Arab tersebut.
MILITER TURKI - Para personel pasukan Turki. Negara tersebut berencana menempatkan aset militernya di Suriah dengan beberapa tujuan, termasuk menjaga keamanan rezim baru negara Arab tersebut. (DSA/Tangkap Layar)

Suriah Bikin Hubungan Israel dan Turki Makin Panas

Israel diketahui memiliki hubungan yang pasang surut dengan Turki, satu di antara negara mayoritas muslim yang mengakui negara pendudukan itu pada Maret 1949.

Sempat menjalin kerja sama militer dan intelijen sejak 1950an hingga 1990-an, hubungan Israel dan Turki berbalik menjadi ketegangan saat Israel menyerang warga Palestina di Gaza pada 2008 dan 2009 yang menewaskan banyak warga Palestina.

Puncaknya, Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel setelah serangan pasukan Israel (IDF) ke kapal berisi aktivis kemanusiaan yang membawa bantuan untuk Gaza, Mavi Marmara pada 2010.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved