Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Klaim Temukan Senjata Hizbullah di Lebanon Selatan

IDF mengklaim menemukan senjata Hizbullah di masjid Lebanon selatan. Apa dampaknya bagi gencatan senjata?

Penulis: Nuryanti
Editor: timtribunsolo
Kawnat HAJU / AFP
Ilustrasi - Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel di Zibqin di Lebanon selatan pada 25 Agustus 2024. IDF mengklaim menemukan senjata Hizbullah di masjid Lebanon selatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim telah menemukan sejumlah senjata milik Hizbullah yang disembunyikan di dalam sebuah masjid di Lebanon selatan.

Penemuan ini terjadi selama pemindaian yang dilakukan beberapa hari lalu.

Temuan Senjata dan Upaya Penegakan Gencatan Senjata

IDF menyatakan bahwa mereka telah dikerahkan di Lebanon selatan untuk menegakkan pelanggaran perjanjian gencatan senjata.

"Kami berupaya membubarkan tersangka yang mendekati zona terlarang," kata militer Israel dalam pernyataannya pada Sabtu, 30 November 2024, seperti dilansir The Times of Israel.

Hizbullah, kelompok yang didukung Iran, diketahui memiliki persenjataan yang sangat banyak, termasuk lebih dari 150.000 rudal dan roket.

Meskipun mereka mengeklaim hanya menggunakan sebagian kecil dari persenjataannya, Hizbullah memiliki roket yang dapat menghantam seluruh wilayah Israel.

Insiden Serangan dan Pelanggaran Gencatan Senjata

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara pertamanya di Lebanon setelah gencatan senjata diumumkan.

Serangan tersebut ditargetkan pada fasilitas penyimpanan roket Hizbullah.

Pihak berwenang Lebanon melaporkan bahwa serangan tersebut melukai dua warga sipil yang mencoba kembali ke Lebanon selatan.

Militer Israel menganggap mereka yang terluka sebagai tersangka pelanggar gencatan senjata.

"Beberapa tersangka diidentifikasi datang dengan kendaraan ke sejumlah wilayah di Lebanon selatan," ungkap IDF pada Kamis, 28 November 2024, dikutip dari CBS News.

Gencatan Senjata yang Rentan

Profesor Mohamad Elmasry dari Institut Studi Pascasarjana Doha menyatakan bahwa pelanggaran gencatan senjata yang terjadi menunjukkan betapa goyahnya perjanjian tersebut.

Meskipun demikian, dia percaya bahwa kedua belah pihak memiliki insentif untuk menjaga gencatan senjata tetap utuh.

"Kita sudah mulai melihat pelanggaran, dan Israel memperoleh lebih banyak keuntungan dari gencatan senjata ini," kata Elmasry.

Sejak gencatan senjata diumumkan pada 26 November 2024, sekitar 1,2 juta orang mengungsi di Lebanon selama konflik yang berlangsung lebih dari setahun ini.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan