Konflik Palestina Vs Israel
Kelompok yang Serang Truk Bantuan di Gaza Rupanya Dapat Dana hingga Rp 3,2 M dari AS dan Israel
Organisasi hak asasi manusia mengatakan kelompok yang menyerang konvoi bantuan terkadang menerima informasi dan dukungan dari pemerintah Israel
Namun bahkan kelompok-kelompok yang tidak mendapat sanksi dari AS pun telah menggunakan situs crowdfunding untuk menyerukan pengepungan dan hukuman kolektif terhadap warga Palestina.
Menurut laporan, kelompok sayap kanan Israel, Torat Lechima, yang nama Ibraninya diterjemahkan secara kasar menjadi “doktrin tempur”, terus melakukan penggalangan dana atas nama Mother’s March di JGive di AS.
Sebuah organisasi hak asasi manusia mengatakan bahwa kelompok yang menyerang konvoi bantuan terkadang menerima informasi dan dukungan diam-diam dari pemerintah Israel.
Hal itu menghambat bantuan ke wilayah Palestina yang terkepung.
Organisasi hak asasi manusia Israel B'tselem mengatakan bahwa serangan terhadap truk bantuan pada bulan Mei, terjadi berjam-jam di depan tentara Israel yang tidak melakukan intervensi.
“Hal ini bertentangan dengan ICJ (Mahkamah Internasional), yang mengeluarkan tindakan sementara untuk memaksa Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan,” kata organisasi tersebut.
Paket Bantuan Terhenti di Mesir
Sementara itu, ratusan truk berisi makanan dan air terdampar di jalan Mesir, beberapa di antaranya sudah berada di sana selama hampir dua bulan, menurut laporan The New Arab pada Senin (8/7/2024).
Truk itu menunggu izin untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Sekitar 50 kilometer dari perbatasan Gaza, truk-truk yang membawa tepung, air dan bantuan lainnya berjejer di jalan berdebu di kedua arah.
Para pengemudi mengatakan mereka telah menunggu selama beberapa minggu di tengah teriknya musim panas Mesir.
Baca juga: Hamas Sebut Laporan Human Rights Watch Bias, Hanya Melihat dari Sisi Israel
Penumpukan ini memperburuk krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza setelah sembilan bulan perang yang dilancarkan Israel di wilayah pesisir tersebut.
Kelompok-kelompok bantuan memperingatkan adanya risiko kelaparan yang tinggi di wilayah pesisir yang terkepung.
Para pengemudi truk, yang parkir di pinggiran kota al-Arish di Semenanjung Sinai, Mesir, mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengirimkan pasokan kemanusiaan sejak Israel memperluas serangannya di perbatasan Gaza-Mesir pada bulan Mei.
Beberapa makanan harus dibuang, kata mereka.
“Sumpah demi Tuhan, sebelum muatan ini, kami datang ke sini dan berdiri lebih dari 50 hari dan akhirnya muatan dikembalikan karena sudah kedaluwarsa,” kata sopir truk Elsayed el-Nabawi.
"Kami harus berbalik dan mengembalikannya."
"Kami memuat batch lain, dan di sini kami berdiri lagi dan hanya Tuhan yang tahu apakah muatan ini akan sampai sebelum kedaluwarsa atau apa yang akan terjadi padanya."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.