Konflik Palestina Vs Israel
Dokumen Intelijen Israel Bocor, AS Bakal Jadi Eksekutor Pengusiran Warga Gaza ke Sinai Mesir
Pengusiran Warga Gaza, harus dilakukan bahkan ketika perang sedang berlangsung, dengan negara-negara asing yang dipimpin oleh AS dalam pelaksanaannya.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Kritikus dan faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas, mengutuk tindakan tersebut, dan menuduh bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi pengusiran warga Palestina secara bertahap dengan kedok pengaturan kemanusiaan.
Ketegangan semakin meningkat ketika, sekitar dua bulan lalu, militer Israel menguasai Penyeberangan Perbatasan Rafah, yang mengakibatkan hancurnya sebagian besar infrastrukturnya.
Tindakan agresif ini secara efektif menghentikan pergerakan ribuan pasien kritis dan kasus kemanusiaan yang bergantung pada penyeberangan untuk mendapatkan perawatan medis di luar negeri.
Akibatnya, jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza berkurang secara signifikan, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan di jalur tersebut.
Baca juga: 3 Poin Rapat IDF-AS-Mesir: Kairo Kirim Pasukan ke Gaza, Setop Perang Bahkan Jika Netanyahu Tak Mau

Mesir Kesal, Dermaga Apung Berubah Tujuan
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, Rabu (26/6/2024) sebelumnya secara tegas menolak kendali militer Israel atas Penyeberangan Perbatasan Rafah dari pihak Palestina.
Shoukry menekankan bahwa pemerintahan Pendudukan Israel terus menciptakan lingkungan yang penuh tekanan bagi warga Palestina.
Beberapa hari yang lalu, kantor media pemerintah Gaza mengungkapkan bahwa sekitar 25.000 pasien telah dilarang bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis penting sejak hancurnya perbatasan Rafah.
Selain itu, penutupan penyeberangan Rafah dan Karam Abu Salem telah menyebabkan sekitar 15.000 truk bantuan terdampar.
Para pejabat menyesalkan penutupan tersebut karena menyebabkan meningkatnya ancaman kelaparan di Gaza.
Mereka juga memperingatkan akan adanya peningkatan korban jiwa akibat kelaparan.
Selain itu, para kritikus menyoroti bahwa dermaga apung Amerika, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai solusi untuk meringankan krisis kelaparan, telah gagal memberikan bantuan yang memadai, khususnya di Gaza utara.
Sebaliknya, dermaga apung itu justru digunakan kembali untuk operasi militer dan keamanan.
Baca juga: Jenderal Mesir Soal Pelabuhan Gaza: Sampulnya Kemanusiaan, Dalamnya Penuh Intrik Kotor AS-Israel

Kairo Bantah Koordinasi dengan AS Soal Warga Bisa Tinggalkan Gaza
Dalam konteks penutupan titik penyeberangan di perbatasan, Kementerian luar negeri Mesir membantah sedang melakukan pengaturan dengan Amerika Serikat (AS) untuk menyiapkan daftar nama pasien dan pelajar Palestina yang ingin meninggalkan Jalur Gaza.
Kabar ini terkait kabar kalau Israel segera mengizinkan warga Palestina yang terluka untuk mendapatkan pengobatan di luar negeri, termasuk di Mesir lewat jalur penyeberangan Kerem Shalom setelah melalui sejumlah pemeriksaan.
Juru bicara kementerian Ahmed Abu Zeid melontarkan bantahan tersebut dalam sebuah postingan di X (sebelumnya twitter).
Baca juga: 3 Poin Rapat IDF-AS-Mesir: Kairo Kirim Pasukan ke Gaza, Setop Perang Bahkan Jika Netanyahu Tak Mau
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.