Selasa, 30 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perekrut Wajib Militer Ukraina Tak Mampu Kendalikan Emosi, Bertindak Brutal Kepada Warga

Mereka bertindak brutal, bahkan tega menabrak sepeda warganya sendiri yang mencoba kabur agar tidak direkrut menjadi pasukan militer.

Penulis: Hendra Gunawan
Screenshot
Foto screenshot di mana perekrut militer Ukraina menabrak seorang warga yang dianggap kabur dari kewajiban di Kota Lviv 

Akibatnya, puluhan orang tewas sia-sia saat menyeberang sungai tersebut.

Ilustrasi tentara Ukraina
Ilustrasi tentara Ukraina (Fakty.com)

Media setempat Babel.ua memberitakan pada April lalu mengevakuasi puluhan mayat warganya yang memutuskan menyeberang sungai.

Karena derasnya arus, jenazah baru bisa dikeluarkan dari air pada pagi hari. Identitas korban tewas saat ini sedang diidentifikasi.

Layanan Perbatasan Negara Ukraina menjelaskan, sejak awal invasi besar-besaran, ini sudah menjadi kasus kematian pria yang mencoba menyeberangi sungai ke-24.

Mereka adalah orang-orang yang berusaha menyeberang ke Rumania untuk menghindari program mobilisasi militer yang segera diterapkan oleh pemerintahan Volodymyr Zelensky.

Media online lainnya, TSN, memberitakan bahwa penolakan terhadap wajib militer memang terus berlanjut di Ukraina telah terjadi dalam beberapa bentuk ekstrem.

Mereka lebih memilih tenggelam di sungai daripada menjadi korban 'penggiling daging' tentara Rusia yang terkenal brutal dan ditakuti.

“Tidak ada seorang pun yang bersedia pergi ke garis depan," kata seorang tentara yang bertugas di resimen Azov neo-Nazi berjuluk 'Niko'.

Sementara pasukan yang telah ada, terus dipaksa untuk berperang tak peduli kondisinya telah memprihatinkan.

Niko sendiri telah mengalami cedera parah, salah satu kakinya patah saat bertempur dengan pasukan Rusia.

Namun ia tidak kunjung ditarik oleh militer Ukraina. Alasannya saat ini sudah tidak ada tentara cadangan untuk menggantikannya.

“Tidak ada seorang pun yang mau bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina saat ini,” katanya kepada TSN.

Menurutnya. warga Ukraina akan melakukan apa pun untuk menghindari wajib militer, termasuk “berenang menyeberangi Sungai Tisza dan menenggelamkan diri di sana,” kata tentara sukarelawan tersebut.

Niko mengacu pada laporan baru-baru ini tentang puluhan pria yang kehilangan nyawa dalam upaya melarikan diri dari Ukraina dan menghindari wajib militer di tengah konflik yang terus berlanjut antara Moskow dan Kiev.

Pada bulan Maret, dinas penjaga perbatasan Ukraina melaporkan kematian tenggelam ke-22 di Sungai Tisza sejak dimulainya konflik pada Februari 2022.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved