Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Belum Dibayar, Milisi Bersenjata Yaman STC Saingan Houthi Kembali Bom Pipa Minyak

STC, kelompok milisi Yaman yang menyerukan pemisahan bagian selatan Yaman dari utara. Saingan Houthi ini mengebom pipa minyak karena tak dibayar

Tangkap Layar
BELUM DIBAYAR - Asap hitam membumbung dari sebuah pipa minyak yang dibom kelompok STC di pipa yang menghubungkan ladang fasilitas ladang minyak Safer di Marib dan ladang minyak Jannah Hunt di Shabwah yang berdekatan di Yaman. Serangan dilakukan STC karena mereka, yang bertugas melindungi jalur pipa ini, belum dibayar sesuai kontrak. 

Pertemuan tersebut berlangsung di ibu kota Emirat, Abu Dhabi.

Kelompok Houthi Yaman mengklaim telah meluncurkan serangan yang menargetkan dua kapal Israel di Laut Merah.
Kelompok Houthi Yaman mengklaim telah meluncurkan serangan yang menargetkan dua kapal Israel di Laut Merah. (Arab News)

STC Didukung UEA

STC adalah salah satu dari kekuatan tiga pemerintahan paralel di Yaman.

UEA mendukungnya dalam mendukung negara separatis independen di Yaman selatan.

"Pertemuan Lenderking dengan Zubaidi dilaporkan berfokus pada mobilisasi milisi yang berafiliasi dengan STC dan didanai oleh Emirates untuk melaksanakan operasi militer melawan musuh-musuh Israel di Yaman (Houthi dan tentara nasional Yaman),” tulis laporan itu.

Zubaidi meyakinkan utusan AS kalau STC bersedia “memainkan peran penting” dalam melindungi kapal-kapal Israel di Laut Merah dan selat Bab al-Mandab.

Baca juga: Gencatan Senjata Berakhir, Milisi Yaman-Irak Siap Tempur: Laut Merah Terlarang, Kota Eilat Incaran

Pemimpin STC mengatakan kepada Lenderking kalau kelompok tentara bayaran yang didukung UEA di Yaman, seperti Brigade Raksasa dan lainnya, “bersedia membantu Amerika Serikat untuk berkontribusi dalam melindungi navigasi internasional.”

Zubaidi juga mengutuk operasi baru-baru ini yang dilakukan oleh gerakan Ansarallah dan kekuatan pemerintah Sanaa (tentara nasional Yaman) sebagai “aktivitas permusuhan yang mengancam keamanan dan keselamatan navigasi di Laut Merah.”

Baca juga: Anggap Houthi Yaman Kurang Ajar, Inggris Kirim Kapal Perang Angkatan Laut Kerajaan ke Perairan Teluk

Israel menyebut pemberontak Houthi Yaman telah menyita kapal kargo yang dioperasikan Jepang.
Israel menyebut pemberontak Houthi Yaman telah menyita kapal kargo yang dioperasikan Jepang. (Arab News)

Dapat Senjata dari AS

Al-Akhbar mengklaim, berdasarkan arahan AS, kelompok militan yang didukung UEA baru-baru ini menyebar di sebagian besar pantai timur dan barat Yaman dan juga menerima senjata dari Washington.

Kelompok tentara bayaran juga telah diinstruksikan untuk tetap “waspada.”

Hal ini bertepatan dengan latihan militer besar-besaran AS di Teluk Aden.

AS dan Israel berupaya membentuk “satuan tugas” angkatan laut di Laut Merah yang bertujuan melindungi pelayaran Israel.

Seperti diketahui, sebagai solidaritas terhadap perlawanan Palestina, Angkatan Bersenjata Yaman dan gerakan perlawanan Ansarallah Houthi telah melakukan sejumlah operasi maritim terhadap kapal-kapal Israel dan kapal-kapal terkait Israel di laut.

Baca juga: Setelah Tel Aviv, Giliran Kota Eilat di Israel Selatan Dibidik Rudal-Rudal Balistik Houthi Yaman

Kelompok Ansarallah di Yaman mengadakan parade militer besar-besaran untuk memamerkan persenjataan canggih mereka, termasuk rudal balistik, kapal angkatan laut, dan kendaraan lapis baja.
Kelompok Ansarallah di Yaman mengadakan parade militer besar-besaran untuk memamerkan persenjataan canggih mereka, termasuk rudal balistik, kapal angkatan laut, dan kendaraan lapis baja. (Photo Credit: Saba News Agency)

Milisi perlawanan Yaman diketahui menyita kapal Galaxy Leader milik Israel di Laut Merah pada 19 November, membawanya kembali ke Yaman bersama awaknya.

Pada tanggal 25 November, pasukan Yaman melancarkan serangan drone terhadap kapal Kalandra, milik perusahaan Israel ZIM, di Samudera Hindia.

Drone dan rudal Ansarallah juga menargetkan dua kapal Israel di Laut Merah pada 3 Desember.

Meskipun ada provokasi, Washington telah menyatakan kekhawatirannya dalam menanggapi serangan tersebut dan telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan hal tersebut untuk menghindari eskalasi yang lebih besar di Asia Barat.

(oln/TC/Memo*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved