Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Direktur RS di Gaza Sebut Pemimpin Hamas Pengecut, Diduga karena Intimidasi dan Siksaan Israel

Israel diduga berupaya mengubah arah simpati dengan tujuan agar publik internasional memaklumi agresinya di Gaza.

Editor: Willem Jonata
Tentara Israel / AFP
Gambar selebaran yang dirilis tentara Israel pada 19 Desember 2023 ini menunjukkan seorang tentara yang beroperasi di Jalur Gaza, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. 

"Mereka meninggalkan kami di lapangan sambil bersembunyi…. Mereka menghancurkan kami," lanjutnya.

Kahlot bukan satu-satunya yang pernah ditangkap dan diiterogasi untuk membuat pernyataan yang menyudutkan Hamas.

Shin Bet, lembaga kontraspionase Israel, pernah melaporkan warga Gaza lainnya yang diinterogasi mengkonfirmasi bahwa Hamas dan Jihad Islam Palestina juga telah menempatkan diri mereka di rumah sakit lain dan di markas Bulan Sabit Merah Palestina di Jalur Gaza.

Baca juga: IDF Dicap Milisi, Platform Donasi di Inggris Sempat Bekukan Penggalangan Dana untuk Tentara Israel

Berkait pernyataan Kahlot, Kementerian Kesehatan Gaza angat bicara.

Mereka menuduh Israel telah memberi tekanan terhadap Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan untuk membuat pengakuan tersebut.

“Pengakuan Kahlout diperoleh dengan menggunakan kekerasan, paksaan, penyiksaan dan intimidasi,” demikian laporan Kementerian tersebut seperti dikutip Anadolu.

Dalam laporannya, mereka meminta semua kelompok hak asasi manusia untuk “mengecam perilaku kriminal Israel terhadap rakyat Palestina dan petugas layanan kesehatan untuk mendapatkan narasi yang konsisten dengan tuntutan pendudukan.”

Pasukan tentara Israel menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan di kota utara Beit Lahia pada 12 Desember dan menahan 90 orang, termasuk Kahlout.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan menewaskan sedikitnya 19.667 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Jumlah orang terluka tercatat 52.586 orang menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza dengan setengah dari persediaan perumahan di wilayah pesisir rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi.

Mereka kini mengalami kekurangan makanan dan air.

Gempuran membabi buta Israel dipicu karena Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menculik ratusan lainnya.

Sebagian sandera Israel sudah dibebaskan setelah kesepatakan gencatan senjata beberapa waktu lalu. Sementara 130 sandera masih ditawan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved