Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Masih Pendarahan Usai Persalinan, Salma Radi Mengungsi demi Selamatkan Bayi ke Gaza Tengah

Salma dan suami kini tinggal di sebuah apartemen kecil bersama 43 warga Gaza lainnya yang sewaktu-waktu juga bisa jadi sasaran serangan udara Israel.

Penulis: Choirul Arifin
MOHAMMED ABED / AFP
Warga Gaza membawa beberapa barang yang dimiliki menuju Gaza tengah melalui Jalan Salah al-Din dalam perjalanan menuju Gaza bagian selatan yang menjadi daerah kantong Palestina pada tanggal 5 November 2023. Selebaran yang dijatuhkan dari pesawat oleh tentara Israel pada 5 November menyuruh warga Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan antara pukul 10 pagi (0800 GMT) dan 14:00 (1200 GMT), sehari setelah seorang pejabat AS mengatakan setidaknya 350.000 warga sipil masih berada di dalam dan sekitar kota yang sekarang menjadi zona perang kota di Gaza. 

Radi dan suaminya tidak bisa pulang ke rumah demi mendapatkan makanan yang sangat mereka butuhkan karena militer Israel memutus Jalur Gaza bagian utara dan Kota Gaza dari wilayah tengah dan selatan dengan mengebom jalan-jalan yang menghubungkan kedua area.

Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina.
Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (AFP)

“Satu-satunya jalan yang tersisa bagi kami untuk pulang sekarang adalah Jalan al-Rasheed, di jalan pesisir, tapi siapa pun yang berkendara ke sana akan menjadi sasaran kapal perang dan tank Israel,” katanya.

Hari Jumat, pasukan Israel menargetkan sekelompok pengungsi internal yang sedang berkendara di Jalan Al-Rasheed dalam perjalanan mereka ke Jalur Gaza selatan, yang telah diperingatkan oleh militer Israel kepada orang-orang untuk pindah demi “keselamatan” mereka.

Sedikitnya delapan orang, termasuk anak-anak, tewas.

Beberapa jam kemudian, sekelompok ambulans yang mengangkut sejumlah orang terluka ke perbatasan Rafah di selatan juga menjadi sasaran di jalan yang sama, meskipun Kementerian Kesehatan Palestina telah berkoordinasi dengan Palang Merah sebelum memindahkan mereka.

Baca juga: Israel Juga Bombardir Gereja Ortodoks di Gaza, 18 Warga Kristen Tewas

Seorang pengemudi ambulans terluka dan ambulans tersebut kembali ke rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza.

Setidaknya 9.448 orang telah terbunuh, termasuk 3.900 anak-anak dan 2.500 wanita oleh tentara Israel, sejak negara Zionis itu mulai masif melakukan pengeboman paling agresif di Gaza pada 7 Oktober, usai pejuang Hamas melancarkan serangan ke kota-kota di sisi selatan Israel.

Mimpi Paling Buruk

Ketika Israel memutus pasokan air dan makanan ke Gaza, pemilik pasar grosir mengatakan mereka tidak akan dapat mengisi kembali rak-rak yang kosong sampai Israel menghentikan pengepungannya terhadap wilayah kantong yang sudah diblokade tersebut.

Di kamp pengungsi Nusairat, salah satu daerah terpadat di Jalur Gaza tengah, puluhan ribu warga mengungsi dari pemboman di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara.

Dengan sedikitnya pasar dan toko roti yang masih buka, warga dan pengungsi kesulitan mendapatkan pasokan makanan dan roti.

Baca juga: Israel Ledakkan Truk Konvoi Pengungsi Gaza, Cerita Haru Jurnalis Foto yang Istrinya Tewas

“Dengan jumlah penduduk sekitar 44 orang, separuhnya adalah anak-anak, tinggal bersama dalam satu rumah, kami membutuhkan makanan dan air mengalir sepanjang waktu. Anak-anak selesai sarapan dan 30 menit kemudian mereka mulai meminta makan siang atau camilan karena tidak mendapat cukup makanan, setiap kali makan,” ungkap Salma Radi.

Ia menambahkan, anak-anak yang biasanya membutuhkan satu bungkus roti untuk sarapan, kini hanya mendapat seperempatnya dan beberapa potong mentimun.

“Untuk mendapatkan sekantong roti, kami harus bangun subuh dan berjalan kaki sekitar 60 menit untuk mencapai satu-satunya toko roti yang masih belum dibom di daerah kami,” ujarnya.

Seorang warga Palestina memegang jenazah seorang anak yang terbungkus kain kafan sementara orang lain bereaksi di sampingnya, di luar rumah sakit setelah pemboman Israel di pinggiran timur Kota Gaza, Shujaiya pada 4 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Seorang warga Palestina mengangkat jenazah seorang anak yang terbungkus kain kafan sementara orang lain bereaksi di sampingnya, di luar rumah sakit setelah pemboman Israel di pinggiran timur Kota Gaza, Shujaiya pada 4 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (DAWOOD NEMER / AFP)

“Kami menunggu dalam antrian di mana ratusan orang, yang datang dari seluruh distrik di sekitar Jalur Gaza, berdiri, dan setelah sekitar dua atau tiga jam kami akhirnya mendapatkan satu kantong roti.”

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved