Jumat, 3 Oktober 2025

Korea Utara Tutup Beberapa Kedutaannya Karena Memperbaiki Misi Diplomatik

Korea Selatan mengatakan penutupan kedutaan tersebut sebagai indikasi Korea Utara sedang berjuang di bawah beban sanksi.

Editor: Erik S
Freepik
(Ilustras) Korea Utara mengungkapkan penutupan beberapa kantor kedutaannya sebagai usaha 'mengatur ulang kapasitas diplomatiknya secara efisien'. 

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL- Korea Utara mengungkapkan penutupan beberapa kantor kedutaannya sebagai usaha 'mengatur ulang kapasitas diplomatiknya secara efisien'.

Korea Selatan mengatakan penutupan kedutaan tersebut sebagai indikasi Korea Utara sedang berjuang di bawah beban sanksi.

Korea Utara diketahui telah menutup kedutaannya di Spanyol, Hongkong dan beberapa negara di Afrika.

Baca juga: Korea Utara Mau Beri Bantuan ke Palestina dan Beri Senjata ke Hamas Buat Lawan Israel

Berdasarkan laporan media, penutupan tersebut berarti mendekati 25 persen dari misi Korea Utara di luar negeri.

Juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara mengonfirmasi selama penutupan tersebut, pihaknya juga membuka kedutaan di negara lainnya.

Juru bicara tersebut mengatakan penutupan tersebut adalah sesuatu yang normal tanpa menjelaskannya lebih rinci.

"Kami menarik dan membangun misi diplomatik menyesuaikan dengan lingkungan globak dan kebijakan nasional luar negeri," kata dia dikutip dari Reuters, Jumat (3/11/2023).

Korea Utara menghadapi sanksi karena program nuklir dan misil, menjaga hubungan bisnis dan hubungan diplomatik bersahabat dengan berkurangnya teman era Perang Dingin.

Korea Utara terlibat dalam kegiatan terlarang, berdasarkan sanksi internasional, guna pendanaan operasi mereka dan dikirim ke Pyongyang.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan minggu ini, penutupan beberapa misi diplomatik Korea Utara merupakan sebuah tanda bahwa negara tersebut sedang berjuang menghasilkan uang di luar negeri karena sanksi internasional.

Pada Senin (30/10), media pemerintah Korea Utara, KCNA, mengatakan bahwa para duta besar Pyongyang telah melakukan kunjungan "perpisahan" kepada para pemimpin Angola dan Uganda minggu lalu.

Baik Angola maupun Uganda, kedua negara tersebut telah menjalin hubungan persahabatan yang baik dengan Korea Utara sejak tahun 1970-an. Banyak kerja sama yang terlah dilakukan, salah satunya pertahanan kerja sama militer, hingga menyediakan sumber mata uang asing yang langka untuk proyek pembangunan patung, misalnya.

‘Salah satu perombakan kebijakan luar negeri terbesar Pyongyang'

Langkah ini merupakan awal dari apa yang bisa menjadi "salah satu perombakan kebijakan luar negeri terbesar di negara itu dalam beberapa dekade", dengan implikasi pada keterlibatan diplomatik, pekerjaan kemanusiaan di negara yang terisolasi itu, serta kemampuan untuk menghasilkan pendapatan ilegal, tulis Chad O'Carroll, pendiri situs web yang berfokus pada Korea Utara, NK Pro.

Lebih dari selusin misi Pyongyang mungkin akan ditutup, kemungkinan dikarenakan sanksi-sanksi internasional, sebuah tren Korea Utara yang melepaskan diri secara global dan kemungkinan melemahnya ekonomi negara tersebut, tambah O'Carroll dalam sebuah laporan pada Rabu (01/11).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved