Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Siapa Brigade Al-Qassam, Unit Militer Hamas yang Bertempur Melawan Israel?

Ketika Israel merencanakan serangan darat di Gaza, berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang kelompok bersenjata utama yang akan mereka hadapi.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AFP/MARCO LONGARI
Militan Palestina dari brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, berkumpul kembali untuk menyambut kedatangan pemimpin Hamas di pengasingan Khaled Meshaal di Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 7 Desember 2012. Ketika Israel merencanakan serangan darat di Gaza, berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang Brigade Al-Qassam, kelompok bersenjata utama yang akan mereka hadapi. 

TRIBUNNEWS.COM - Hamas telah menjadi sorotan sejak 7 Oktober 2023, ketika unit komando militernya, Brigade Al-Qassam, melancarkan serangan ke wilayah Israel, menewaskan sekitar 1.400 orang dan menawan lebih dari 200 orang.

Setelah serangan tersebut, Israel telah berjanji untuk menghabisi seluruh sayap militer Hamas, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.

Serangan Israel menewaskan lebih dari 6.500 warga Palestina, yang disebut Sekjen PBB sebagai "pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional".

Israel telah melancarkan enam serangan besar di Gaza sejak pasukannya mundur wilayah itu pada 2005.

Pada 2012, Israel membunuh kepala Brigade Al-Qassam Ahmad Jabari dalam serangan udara.

Mengutip Aljazeera, inilah yang perlu diketahui tentang asal usul dan evolusi Brigade Al-Qassam.

Apa itu Hamas dan kapan didirikan?

Baca juga: Pasukan Katak Brigade Al Qassam Hamas Tembus Blokade Israel dan Menyusup ke Pantai Ashkelon 

Hamas didirikan oleh Syekh Ahmed Yasin dan ajudannya Abdul Aziz al-Rantisi sebagai cabang Ikhwanul Muslimin Mesir (Muslim Brotherhood) pada 1987.

Cabang itu bertahan hingga tahun 2017 ketika Hamas mengindikasikan mengakhiri hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.

Hamas – singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam) – memiliki arti semangat.

Nama ini muncul pada Intifada pertama melawan pendudukan Israel, di mana ribuan warga Palestina melakukan protes secara damai terhadap perampasan tanah dan pemukiman ilegal Israel.

Setelah protes mereka ditanggapi dengan keras oleh polisi Israel, warga Palestina mulai menggunakan batu, dan beberapa kelompok menggunakan senjata ringan.

Hamas lebih menyukai perlawanan bersenjata untuk membebaskan tanah Palestina dan menentang Perjanjian Oslo tahun 1993.

Palestina mengatakan Israel menggunakan perjanjian tersebut untuk memperluas pemukiman ilegal di wilayah yang diduduki pada tahun 1967.

Pada tahun 2006, Hamas memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilu di Gaza.

Hamas menang, namun peralihan kekuasaan tidak berjalan damai.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved