Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Persenjataan Berlimpah Hamas: Faktor Iran, Terowongan Rahasia, Hingga Pabrik Rudal Lokal

Gaza, wilayah yang selama ini dianggap miskin, menjadi lokasi penuh misteri bagi Israel dan Barat, dengan terowongan rahasia pemasok rudal dari Iran

Mahmud Hams/AFP/Getty Images/FILE
Seorang pria Palestina diturunkan ke terowongan penyelundupan di bawah perbatasan Gaza-Mesir, di Jalur Gaza selatan, pada 11 September 2013. 

Persenjataan Berlimpah Hamas: Faktor Iran, Terowongan Rahasia, Hingga Pabrik Rudal Lokal

TRIBUNNEWS.COM - Serangan pejuang Hamas Palestina pada Sabtu (7/10/2023) ke wilayah pendudukan Israel, rupanya membuat banyak pihak Israel dan para sekutu Baratnya sangat kaget.

Baik Israel maupun sekutunya, terutama Amerika Serikat, seolah sangat penasaran setengah mati, dari mana dan bagaimana Hamas menyiapkan persenjataan dalam menyerang dalam format terkoordinir di 20 titik di wilayah pendudukan Israel.

Brad Lendon, penulis senior urusan militer global CNN, mengulas rasa penasaran itu dalam laporannya dengan menyimpulkan kalau serangan Hamas itu tercipta dari perpaduan antara improvisasi, kecerdikan, dan dermawan utama dari luar Palestina.

Baca juga: Eks-Analis CIA: 100 Persen Yakin Pejuang Hamas Pakai Senjata yang Dipasok AS dan Israel Sendiri

Ribuan Roket dari Wilayah yang Dianggap Miskin

Lendon menggarisbawahi, serangan Hamas di wilayah pendudukan Israel akhir pekan lalu tersebut melibatkan ribuan roket dan rudal, drone yang menjatuhkan bahan peledak, serta senjata ringan dan amunisi yang tak terhitung jumlahnya.

Menariknya, serangan itu diluncurkan dari daerah kantong Gaza yang dikuasai Hamas, wilayah pesisir Mediterania seluas 140 mil persegi (360 kilometer persegi) yang kedua sisinya berbatasan dengan Israel dan satu sisi lagi dengan Mesir.

"Daerah ini miskin, padat penduduk, dan memiliki sedikit sumber daya," kata dia dalam ulasannya yang menekankan kondisi miris yang terjadi di Gaza.

Catatan lain yang menarik dari Gaza dalam ulasan Lendon, wilayah ini hampir sepenuhnya terputus dari dunia luar selama hampir 17 tahun, ketika Hamas mengambil alih kekuasaan, sehingga mendorong Israel dan Mesir untuk melakukan pengepungan ketat terhadap wilayah tersebut, yang hingga saat ini masih berlangsung.

Dia juga menyebut, Israel juga mempertahankan blokade udara dan laut di Gaza serta melakukan serangkaian pengawasan.

Dengan isolasi begitu totalnya bagi Gaza, bagaimana Hamas mengumpulkan persenjataan dalam jumlah besar?

"Jawabannya, menurut para ahli, adalah melalui kombinasi tipu muslihat, improvisasi, kegigihan, dan dermawan penting dari luar negeri," kata Lendon.

Baca juga: Pejabat Israel Sebut Dugaan Rusia Bekingi Hamas Adalah Murni Konspirasi Tak Masuk Akal

Pejuang Palestina dari Brigade al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, mengambil bagian dalam parade militer untuk menandai peringatan perang tahun 2014 dengan Israel, di dekat perbatasan di Jalur Gaza tengah pada 19 Juli 2023. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP)
Pejuang Palestina dari Brigade al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, mengambil bagian dalam parade militer untuk menandai peringatan perang tahun 2014 dengan Israel, di dekat perbatasan di Jalur Gaza tengah pada 19 Juli 2023. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Faktor Iran

Sejumlah asumsi liar sempat berkembang terkait dari mana Hamas dapat senjata.

Mulai dari keterlibatan Rusia, penjualan bantuan senjata yang diperoleh Ukraina di pasar gelap, hingga sejumlah penyelundupan dari Lebanon.

Namun, dalam analisisnya, Brad Lendon menyertakan Iran sebagai faktor determinan persenjataan Hamas dengan mengutip penjelasan dari intelijen AS, CIA.

“Hamas memperoleh senjatanya melalui penyelundupan atau konstruksi lokal dan menerima sejumlah dukungan militer dari Iran,” menurut World Factbook milik CIA.

Dia menjelaskan, meskipun pemerintah Israel dan AS belum menemukan peran langsung Iran dalam serangan akhir pekan lalu, para ahli mengatakan Iran telah lama menjadi pendukung utama militer Hamas.

Peran Iran dalam dukungan terhadap Hamas, kata dia, adalah menyelundupkan senjata ke wilayah kantong Gaza tersebut melalui terowongan rahasia lintas batas atau kapal yang lolos dari blokade di perairan Mediterania.

Ulasan Lendon ini menyertakan sejumlah keterangan terkait sebagai berikut:

“Infrastruktur terowongan Hamas masih sangat besar meskipun Israel dan Mesir terus-menerus merusaknya,” kata Bilal Saab, peneliti senior dan direktur Program Pertahanan dan Keamanan di Middle East Institute (MEI) di Washington.

“Hamas telah menerima senjata dari Iran yang diselundupkan ke Jalur (Gaza) melalui terowongan. Hal ini sering kali mencakup sistem jangka panjang,” kata Daniel Byman, peneliti senior di Proyek Ancaman Transnasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

“Iran juga telah mengirimkan… rudal balistiknya yang lebih canggih kepada Hamas melalui laut, dalam bentuk komponen untuk pembangunan di Gaza,” kata Charles Lister, peneliti senior di MEI.

Selain sebagai penyuplai, Iran juga berperan menjadi mentor bagi Hamas.

"Iran juga membantu Hamas dengan manufaktur dalam negeri, sehingga memungkinkan Hamas membuat persenjataannya sendiri,” kata Byman di CSIS.

Seorang pejabat senior Hamas yang berbasis di Lebanon memberikan rincian tentang pembuatan senjata Hamas dalam wawancara dengan, RTArabic, yang diterbitkan di situs web mereka pada Minggu (8/10/2023).

“Kami memiliki pabrik lokal untuk segala hal, untuk roket dengan jangkauan 250 km, 160 km, 80 km, dan 10 km. Kami memiliki pabrik mortir dan pelurunya. … Kami memiliki pabrik untuk Kalashnikov (senapan) dan pelurunya. Kami memproduksi peluru tersebut dengan izin dari Rusia. Kami sedang membangunnya di Gaza,” kata Ali Baraka, kepala Hubungan Nasional Hamas di Luar Negeri, seperti dikutip dari RTArabic.

Warga Palestina menguasai tank Israel setelah melintasi pagar perbatasan dengan Israel dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 7 Oktober 2023. Rentetan roket ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza saat fajar ketika militan dari daerah kantong Palestina yang diblokade menyusup ke Israel , dengan sedikitnya satu orang tewas, kata tentara dan petugas medis. (SAID KHATIB/AFP)
Warga Palestina menguasai tank Israel setelah melintasi pagar perbatasan dengan Israel dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 7 Oktober 2023. Rentetan roket ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza saat fajar ketika militan dari daerah kantong Palestina yang diblokade menyusup ke Israel , dengan sedikitnya satu orang tewas, kata tentara dan petugas medis. (SAID KHATIB/AFP) (AFP/SAID KHATIB)

Mendaur Ulang Amunisi Israel

Charles Lister, pneliti MEI menjelaskan, untuk item yang lebih besar, Korps Garda Revolusi Islam Iran, sebuah divisi militer Iran yang bertanggung jawab langsung kepada pemimpin tertinggi negara itu, telah memberikan pelatihan senjata kepada para insinyur Hamas selama hampir dua dekade.

“Bertahun-tahun memiliki akses terhadap sistem yang lebih maju telah memberikan para insinyur Hamas pengetahuan yang diperlukan untuk secara signifikan meningkatkan kapasitas produksi dalam negerinya,” kata Lister.

"Teheran terus memperbarui pelatihan para pembuat senjata Hamas," tambahnya.

“Para insinyur roket dan rudal Hamas adalah bagian dari jaringan regional Iran, sehingga seringnya pelatihan dan pertukaran di Iran sendiri merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya Iran untuk memprofesionalkan pasukan proksinya di seluruh wilayah,” kata Lister.

Namun cara Hamas mendapatkan bahan mentah untuk senjata buatan dalam negeri juga menunjukkan kelihaian dan kecerdikan kelompok tersebut.

Gaza tidak memiliki industri berat yang dapat mendukung produksi senjata di sebagian besar dunia.

Menurut CIA Factbook, industri utamanya adalah tekstil, pengolahan makanan, dan furnitur.

Namun ekspor utamanya adalah besi tua, yang dapat menjadi bahan pembuatan senjata di jaringan terowongan di bawah wilayah kantong tersebut.

Menurut Ahmed Fouad Alkhatib, yang menulis tentang logam tersebut untuk Forum Fikra di Washington Institute for Near East Policy pada tahun 2021, besi dan logam tersebut dalam banyak kasus berasal dari pertempuran destruktif sebelumnya di Gaza.

"Ketika infrastruktur Gaza hancur akibat serangan udara Israel, apa yang tersisa – lembaran logam dan pipa logam, besi baja, kabel listrik – telah masuk ke bengkel senjata Hamas, muncul dalam bentuk tabung roket atau alat peledak lainnya," tulisnya.

Mendaur ulang amunisi Israel yang tidak meledak untuk dijadikan bahan peledak dan komponen lainnya menambah rantai pasokan Hamas, kata Alkhatib.

“Operasi IDF secara tidak langsung memberi Hamas materi yang diawasi secara ketat atau dilarang sama sekali di Gaza,” tulisnya.

Perencanaan Matang dalam Waktu Lama

Dalam ulasannya dengan menyertakan keterangan para ahli di atas, Brad Lendon menambahkan penekanan kalau upaya Hamas itu tidak terjadi dalam semalam.

"Untuk menembakkan amunisi sebanyak yang mereka lakukan pada hari Sabtu dalam jangka waktu yang singkat berarti Hamas telah membangun persenjataannya, baik melalui penyelundupan maupun manufaktur, dalam jangka panjang," kata Aaron Pilkington, seorang analis Angkatan Udara AS untuk urusan Timur Tengah dan Israel. Kandidat PhD di Universitas Denver.

Baraka, pejabat Hamas di Lebanon, mengatakan kelompok militan tersebut telah mempersiapkan serangan akhir pekan lalu selama dua tahun.

Dia tidak menyebutkan keterlibatan pihak luar dalam perencanaan serangan tersebut, dan hanya mengatakan dalam laporan media Rusia bahwa sekutu Hamas “mendukung kami dengan senjata dan uang. Yang pertama dan terpenting, Iranlah yang memberi kami uang dan senjata.”

Para analis juga mengatakan besarnya dan cakupan serangan Hamas terhadap Israel membuat mereka – serta badan intelijen Israel dan negara-negara lain – lengah.

“Penting untuk diingat bahwa menembakkan sejumlah roket sebenarnya sangat mudah,” kata Pilkington.

“Apa yang mengejutkan, … adalah bagaimana Anda bisa menimbun, memindahkan, menyiapkan, dan menembakkan ribuan roket sambil menghindari intelijen Israel, Mesir, Saudi, dll. Sulit untuk melihat bagaimana militan Palestina bisa melakukan hal ini tanpa panduan Iran," kata dia.

(oln/*/cnn)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved