Konflik Palestina Vs Israel
Eks-Analis CIA: 100 Persen Yakin Pejuang Hamas Pakai Senjata yang Dipasok AS dan Israel Sendiri
Eks-analis CIA mengamati bahwa bahkan senjata yang dipasok oleh Israel ke Ukraina mungkin bisa sampai ke Hamas melalui jalur pasar hitam.
Eks-Analis CIA: 100 Persen Yakin Pejuang Hamas Pakai Senjata yang Dipasok AS dan Israel Sendiri
TRIBUNNEWS.COM - Mantan analis CIA, Larry Johnson mengatakan, kelompok pejuang Hamas Palestina justru menggunakan senjata yang dipasok Amerika untuk menyerang Israel.
Hamas diketahui melakukan serangan terkoordinasi pada Sabtu (7/10/2023) terhadap wilayah pendudukan Israel, menandakan serangan paling hebat dalam beberapa dekade terakhir.
Terkait persenjataan yang digunakan Hamas, Larry Johnson menyebut persenjataan kelompok perjuangan pembebasan Palestina itu justru berasal dari AS bahkan ketika Washington bersiap untuk meningkatkan bantuan militer ke Yerusalem Barat.
Baca juga: Perang Ukraina Lawan Rusia Belum Kelar, AS Siap Boncos Bantu Israel, Pentagon: Senjata Kami Cukup
“(Kemungkinan) 100 persen yakin bahwa senjata tersebut dipasok oleh Amerika Serikat,” kata Johnson,kepada RT pada Senin (9/10/2023).
Larry Johnson menjelaskan, bahwa satu-satunya pertanyaan saat ini adalah apakah senjata kelompok militan Palestina tersebut berasal dari pasokan AS yang dialihkan dari Ukraina, Afghanistan, atau Otoritas Palestina di West Bank.
Dia menyatakan kalau tidak ada kontrol yang efektif terhadap miliaran dolar dana senjata dan militer yang disalurkan dari AS ke Ukraina dalam dua tahun terakhir.
Johnson mengamati bahwa bahkan senjata yang dipasok oleh Israel ke Ukraina mungkin bisa sampai ke Hamas melalui jalur pasar hitam.
"Perang yang terjadi di Gaza akan memberi tahu kita seberapa besar pasokan senjata tersebut,” katanya.

Pengaruhi Bantuan Buat Ukraina
Konflik yang berkembang juga akan memaksa evaluasi ulang cek kosong Washington terhadap Ukraina, menurut analisis mantan CIA tersebut.
“Kongres akan bersikeras bahwa Israel ditempatkan di garis depan dan Ukraina akan ditempatkan di garis belakang. Hal ini juga akan memperkuat dan mewujudkan inspeksi dan penghitungan … agar Ukraina dapat memiliki lebih banyak senjata,” kata Johnson.
Ia menyatakan kalau Ukraina kalah di lapangan pertempuran melawan Rusia.
Dia juga memperkirakan hal ini akan digambarkan di media dalam beberapa minggu mendatang sebagai penentuan nasib Israel jika AS gagal memasok senjata dan uang tunai yang cukup kepada sekutunya di Timur Tengah.
(oln/RT/*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.