Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kenapa Taktik Perang AS dan NATO yang Dipakai Ukraina Tak Mempan Buat Rusia? Balik ke Metode Parit?

Alih-alih menguasai angkasa lewat bantuan tempur Barat, Ukraina mempertimbangkan kembali memakai strategi kuno, menekan Rusia lewat parit-parit

AFP/ARIS MESSINIS
Seorang prajurit Ukraina berlindung di parit selama penembakan di samping howitzer 105mm di dekat kota Bakhmut, pada 8 Maret 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Aris Messinis / AFP) 

Kenapa Taktik Perang AS dan Barat yang Dipakai Ukraina Tak Mempan Buat Rusia

TRIBUNNEWS.COM - Taktik baru NATO yang diaplikasikan ke pasukan Ukraina dinilai cenderung gagal saat pelaksanaan counter-offensive (serangan balik) yang dilakukan selama sekira dua bulan terakhir.

Dianggap gagal lantaran tak banyak wilayah Ukraina yang diduduki Rusia bisa kembali direbut.

Indikator kegagalan lainnya, kata para analis, adalah pasukan Kiev justru ingin bali ke taktik lama yang mereka sudah kuasai.

Baca juga: Serangan Balasan Ukraina ke Rusia Mandek Gegara Semak Belukar, Militer Inggris Diketawain Ex-CIA

Alih-alih menguasai angkasa lewat bantuan tempur Barat, Ukraina dilaporkan kini mempertimbangkan kembali memakai strategi kuno, menekan Rusia lewat parit-parit pertempuran.

Pasukan Ukraina, selama dua bulan belakangan melakukan serangan balasan memakai gaya tempur NATO lengkap dengan peralatan perang dari Barat, seperti tank dan kendaraan lapis baja yang disediakan Amerika Serikat (AS).

Pun, merujuk sebuah laporan di The New York Times, penilaian menunjukkan kalau pelatihan NATO ke pasukan Ukraina tidak sesukses yang diharapkan.

"Tentara Ukraina untuk saat ini mengenyampingkan metode pertempuran AS dan kembali ke taktik yang paling dikenalnya," tulis Times.

NATO Superior di Udara

"Ada satu alasan utama untuk menjawab kenapa taktik ala AS dan NATO gagal dipakai Ukraina melawan Rusia," kata para ahli kepada Newsweek.

Sebagai gambaran, Negara-negara NATO sangat mengandalkan senjata gabungan dan kerja sama semua komponen militer.

Agar pasukan Ukraina berhasil dengan taktik Barat dan NATO, mereka membutuhkan superioritas udara, hal yang tidak mereka miliki.

Pesawat jet tempur F-16 Angkatan Udara Belanda ikut serta dalam latihan NATO sebagai bagian dari misi Pemolisian Udara NATO, di wilayah udara kedaulatan anggota Aliansi pada 4 Juli 2023. (Photo by John THYS / AFP)
Pesawat jet tempur F-16 Angkatan Udara Belanda ikut serta dalam latihan NATO sebagai bagian dari misi Pemolisian Udara NATO, di wilayah udara kedaulatan anggota Aliansi pada 4 Juli 2023. (Photo by John THYS / AFP) (AFP/JOHN THYS)

“Agar pendekatan Barat bekerja secara efektif, Anda memerlukan semua elemen, dan elemen kuncinya adalah kekuatan udara,” menurut pensiunan Kolonel Angkatan Darat Inggris Hamish de Bretton-Gordon, yang sebelumnya memimpin pertahanan kimia, biologi, radiologi, dan nuklir Inggris dan NATO. 

Sejauh ini, negara-negara Barat telah menyalurkan puluhan miliar dolar ke Ukraina dalam bantuan keamanan, ini belum termasuk jet tempur Barat seperti F-16 atau helikopter serang berstandar NATO.

Hanya beberapa jam sebelum serangan balasan berlangsung, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa superioritas udara Rusia dan kebutuhan mendesak Kyiv akan pertahanan udara bisa berarti "sejumlah besar Ukraina tentara akan mati" dalam beberapa bulan mendatang.

"Tanpa pesawat Barat untuk menentang kendali Rusia di angkasa, pasukan Ukraina diibaratkan berperang dengan satu tangan terikat di belakang punggung mereka," kata de Bretton-Gordon kepada Newsweek.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved