Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Erdogan Desak Putin Tidak Menambah Ketegangan, Sebut Turki Berupaya Pulihkan Kesepakatan Laut Hitam

Erdogan mendesak Vladimir Putin untuk tidak meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Penulis: Nuryanti
Anadolu Agency
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Erdogan mendesak Vladimir Putin untuk tidak meningkatkan ketegangan lebih lanjut. 

Pernyataan Kremlin itu menandakan bahwa pendiriannya tidak berubah sejak kesepakatan dihentikan.

Keputusan Rusia menghentikan ekspor Ukraina yang diizinkan berdasarkan kesepakatan itu menyebabkan harga gandum global sempat naik.

Karena Ukraina adalah produsen utama biji-bijian dan bahan makanan lainnya, perjanjian tersebut telah membantu menjaga harga pangan global tetap stabil dan mengurangi salah satu dampak dari invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB, memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian melalui pelabuhan Laut Hitamnya, tetapi berakhir bulan lalu setelah Moskow mundur.

Baca juga: Rutin Hubungi Komandan Militer, Vladimir Putin Ungkap Perannya di Perang Rusia-Ukraina

Ukraina mengatakan Rusia telah menyerang infrastruktur pelabuhan di wilayah selatan Ukraina Odesa.

Serangan itu menargetkan fasilitas yang digunakan untuk mengekspor biji-bijian sejak runtuhnya kesepakatan yang memungkinkan pengiriman dari Laut Hitam.

Akibat serangan itu, lift biji-bijian, lumbung biji-bijian, dan gudang rusak atau hancur.

Sebagai informasi, Angkatan Laut Rusia menguasai Laut Hitam, yang dilalui sebagian besar ekspor biji-bijian Ukraina, memberikan pengaruh yang cukup besar dalam setiap pembicaraan mengenai dimulainya kembali kesepakatan.

Moskow juga memperingatkan akan mempertimbangkan setiap kapal yang mendekati salah satu pelabuhan Laut Hitam Ukraina berpotensi membawa kargo militer.

Baca juga: Putin Tegaskan Rusia Tak Menolak Pembicaraan dengan Ukraina, Sebut Kyiv Selalu Menyerang

Gambar yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Ketua Dewan Federasi Rusia di Kremlin di Moskow pada 1 Agustus 2023.
Gambar yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Ketua Dewan Federasi Rusia di Kremlin di Moskow pada 1 Agustus 2023. (Alexander KAZAKOV / POOL / AFP)

Moskow mengatakan, sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutu Ukraina di Eropa membatasi kemampuannya untuk menjual produk pertaniannya.

Tuntutan Rusia yakni untuk dimulainya kembali kesepakatan termasuk mengizinkan bank pertaniannya mengakses sistem perbankan SWIFT internasional, yang akan memfasilitasi biji-bijiannya sendiri dan ekspor lainnya.

Namun, Kremlin mengatakan ada kurangnya kemajuan dalam memenuhi persyaratannya.

Ini menegaskan kembali kesediaan pemerintah untuk memasok gandum secara gratis ke beberapa negara di Afrika di mana krisis kelaparan telah diperburuk oleh keputusan Rusia.

Baca juga: Putin Klaim NATO Tolak Dialog dengan Rusia: Semua Perbedaan Harus Diselesaikan di Meja Perundingan

Adapun Erdogan telah mempertahankan hubungan dekat dengan Putin sejak invasi Rusia.

Beberapa analis mengatakan kunjungan pemimpin Rusia ke Turki dapat menjadi kunci untuk dimulainya kembali kesepakatan.

Turki mengatakan Putin akan mengunjungi Erdogan, tanpa menentukan kerangka waktunya.

Sementara, Kremlin hanya berbicara tentang persiapan untuk kemungkinan pertemuan antara para pemimpin.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved