Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Setahun Operasi Militer Rusia di Ukraina, AS Terapkan Sanksi Baru terhadap Sektor Pertambangan Rusia

AS menerapkan sanksi baru terhadap sektor pertambangan Rusia dengan menaikkan pungutan impor atas lebih dari 100 logam, mineral dan produk kimia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Anatolii Stepanov / AFP
Prajurit Ukraina mengendarai tank T-80 tidak jauh dari Lyman, wilayah Donetsk pada 24 Januari 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. AS menerapkan sanksi baru terhadap sektor pertambangan Rusia dengan menaikkan pungutan impor atas lebih dari 100 logam, mineral dan produk kimia. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menerapkan sanksi baru terhadap sektor pertambangan Rusia dengan menaikkan pungutan impor atas lebih dari 100 logam, mineral dan produk kimia negara itu.

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Jumat kemarin, bahwa langkah itu dilakukan pada peringatan satu tahun operasi militer Rusia di Ukraina.

Menurut pernyataan tersebut, langkah-langkah tersebut 'dirancang untuk menargetkan komoditas utama Rusia yang menghasilkan pendapatan bagi Kremlin sambil mengurangi ketergantungan AS pada Rusia'.

"Tindakan hari ini akan menghasilkan peningkatan tarif pada lebih dari 100 logam, mineral, dan produk kimia Rusia senilai sekitar 2,8 miliar dolar AS untuk Rusia."

Baca juga: Setahun Perang Rusia-Ukraina, Tentara dan Warga Sipil Bagikan Kisah Pilu: Saya Takkan Maafkan Rusia

"Ini juga akan secara signifikan meningkatkan biaya aluminium yang dilebur atau dicetak di Rusia untuk memasuki pasar AS guna melawan bahaya bagi industri aluminium dalam negeri, yang terdesak oleh biaya energi sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina," kata pernyataan itu tanpa menentukan detail lebih lanjut.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (25/2/2023), pada awal bulan ini muncul laporan bahwa AS berencana untuk 'menampar' aluminium Rusia dengan tarif impor 200 persen.

Selain itu, AS akan memberlakukan pembatasan ekspor pada 90 perusahaan dari Rusia, dan negara ketiga lainnya termasuk China, karena diduga 'terlibat dalam penghindaran sanksi dan aktivitas pengisian ulang untuk mendukung sektor pertahanan Rusia'.

Langkah tersebut akan melarang perusahaan yang ditargetkan untuk membeli barang yang dibuat di AS, atau di tempat lain dengan menggunakan teknologi atau perangkat lunak AS.

AS bersama dengan negara Barat lainnya, memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia selama setahun terakhir sebagai respons atas operasi militer Rusia di negara tetangganya, Ukraina.

Tindakan tersebut tidak hanya mempengaruhi sektor perdagangan, ekspor energi, investasi, keuangan dan pariwisata di antara bidang ekonomi Rusia lainnya.

Namun juga membuat ratusan warga Rusia masuk daftar hitam, dan kira-kira setengah dari cadangan mata uang asing Rusia dibekukan.

Baca juga: Australia akan Pasok Drone Lebih Banyak ke Ukraina, Terapkan Sanksi Baru untuk Rusia

Sebelumnya, logam Rusia dan produsennya belum pernah menjadi sasaran langsung oleh pembatasan Barat, namun banyak pembeli telah menghindari impor dari negara tersebut selama beberapa bulan terakhir di tengah tekanan sanksi.

Pada Desember 2022, Menteri Perdagangan Rusia Denis Manturov mengatakan bahwa negaranya akan mengalihkan ekspor logamnya dari negara-negara Barat ke pasar alternatif, dengan China, Turki, negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia dan negara-negara CIS sebagai prioritasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved