Sabtu, 4 Oktober 2025

HKTI Berencana Bikin Litbang Pertanian, Ketum Sudaryono Janjikan Royalti Bagi Pencipta Benih Unggul 

Kementerian Pertanian siap mendukung penuh hasil riset para peneliti dan pelaku inovasi di bidang pertanian.

Dok. Kementan
RAPAT PLENO HKTI - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) sekaligus Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Sudaryono saat Rapat Pleno DPN HKTI yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Jumat (3/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2025-2030 yang sekaligus Wakil Menteri Pertanian Sudaryono berencana membuat lembaga riset dan pengembangan (litbang).

Litbang milik HKTI tersebut diharapkan dapat menjadi motor penggerak kemajuan sektor pertanian nasional di masa mendatang.

Menurutnya, inovasi melalui litbang sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan di lapangan, termasuk menghasilkan varietas benih yang mampu bertahan di berbagai kondisi ekstrem.

Baca juga: Pengurus HKTI 2025-2030 Banyak Diisi Wakil Menteri hingga Raffi Ahmad, Sudaryono Ungkap Alasannya 

"Harus ada litbang. Kenapa? Karena kita berurusan sama pertanian. Pertanian itu ada penelitiannya, benih baik, bibit unggul. Bagaimana menciptakan benih padi di air payau, di air yang berasam dan seterusnya. Nanti ada royaltinya," tutur Sudaryono dalam rapat pleno perdana HKTI di Jakarta di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (3/10/2025).

Ia menyampaikan, Kementerian Pertanian siap mendukung penuh hasil riset para peneliti dan pelaku inovasi di bidang pertanian.

Bahkan, pemerintah berkomitmen untuk membeli seluruh produksi benih unggul yang telah lolos uji dan bersertifikasi.

"Bahkan Kementerian Pertanian, saya sebagai Wakil Menteri, siapapun yang punya dan menghasilkan benih unggul dan teruji benih unggulnya, tersertifikasi, berapapun yang dihasilkan kita beli semua oleh Kementerian Pertanian. Yang penting berani bikin dan disertifikasi," ucapnya.

Sudaryono menilai langkah ini penting untuk mendorong iklim inovasi di kalangan peneliti maupun petani, sekaligus mempercepat adopsi teknologi pertanian modern.

Dengan begitu, petani tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga bagian dari rantai inovasi yang memberi nilai tambah.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved