Minat Profesi Akuntan Masih Rendah, Perlu Terobosan Edukasi yang Masif untuk Generasi Muda
Banyaknya profesi akuntan publik yang tidak diketahui di daerah, menjadi tantangan serius bagi regenerasi industri.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) bersama Institute of Singapore Chartered Accountants (ISCA) menggelar International Conference bertajuk “Enhancing the Roles of Accountants in Sustainability Reporting and Assurance: Bridging Experience and Standards for the Future”.
Di sela konferensi internasional IAPI-ISCA yang menguatkan peran akuntan dalam keberlanjutan, kantor akuntan publik GIAR menyoroti isu rendahnya minat generasi muda terhadap profesi akuntan, terutama di daerah.
Banyaknya profesi akuntan publik yang tidak diketahui di daerah, menjadi tantangan serius bagi regenerasi industri.
Baca juga: Hadapi Transformasi Besar, Akuntan Juga Perlu Kuasai AI dan Machine Learning
"Peran akuntan dan auditor kini semakin meluas, tidak hanya sebatas laporan keuangan, tetapi juga menjadi garda depan dalam memastikan keberlanjutan. Profesi ini memiliki tanggung jawab besar untuk menjembatani tujuan bisnis dengan nilai-nilai keberlanjutan,” ujar Ketua Umum IAPI, Tarkosunaryo dikutip Senin (29/9/2025).
Profesi akuntan adalah pekerjaan seorang profesional di bidang keuangan yang bertugas mencatat, menganalisis, mengelola, dan melaporkan informasi keuangan suatu entitas (seperti perusahaan atau organisasi) untuk mendukung pengambilan keputusan.
Dengan semangat kolaborasi, kata Tarko, IAPI dan ISCA percaya profesi akuntan akan semakin berperan penting dalam membangun ekosistem bisnis yang transparan, berintegritas, dan berkelanjutan.
Menyikapi urgensi ini, salah satu pendiri GIAR, Gunawan Wibisono mengungkapkan, sudah saatnya ada terobosan untuk mengedukasi Gen-Z tentang potensi profesi ini.
"Faktanya, profesi akuntan publik menawarkan jenjang karier dan pendapatan yang memiliki potensi cukup besar untuk diraih. Namun, informasi ini belum sampai secara merata ke kalangan anak muda, terutama di daerah," kata Gunawan.
Menurutnya, untuk menjawab persoalan ini, diperlukan strategi komunikasi yang modern dan relevan.
“Bisa di mulai dari perguruan tinggi atau kampus yang mengenalkan profesi akuntan publik kepada mahasiswanya untuk mendorong minat para anak muda atau gen-Z”, tambah Gunawan.
Ia menyebut, dengan adanya publikasi yang masif dan edukasi melalui influencer diharapkan menjadi kunci untuk mengubah persepsi dan menarik minat Gen-Z.
Dengan pendekatan yang tepat, Gunawan menyebut, profesi akuntan publik bisa menjadi pilihan karir yang menjanjikan, menarik bakat-bakat terbaik, dan memastikan keberlangsungan industri di masa depan.
Marak Scammer, OJK Diminta Lebih Serius Lindungi Nasabah Sektor Keuangan |
![]() |
---|
Lima BUMN Tetap di Bawah Kontrol Kemenkeu Pasca-Revisi UU BUMN |
![]() |
---|
Fortuno School, Ruang Belajar Trading bagi Perempuan untuk Raih Profit Konsisten |
![]() |
---|
5 Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Strategi Pembelajaran Maksimal 600 Kata sebagai Referensi |
![]() |
---|
5 Contoh Studi Kasus Penilaian PPG 2025 Minimal 350 Kata sebagai Referensi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.