Senin, 29 September 2025

'Kail' Yayasan Astra Buat Batik Akasia Kian Berjaya

16 tahun Batik Akasia bertahan dengan batik ramah lingkungan, kini naik kelas berkat pendampingan Yayasan Astra.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Suci BangunDS
Tribunnews.com/Sri Juliati
BATIK AKASIA - Ii Hurairah menunjukkan produk Batik Akasia di workshop yang beralamat di Glagah Kidul RT 01, Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, Jumat (15/8/2025). 16 tahun Batik Akasia bertahan dengan batik ramah lingkungan, kini naik kelas berkat pendampingan Yayasan Astra. 

TRIBUNNEWS.COM - Enam belas tahun sudah Batik Akasia, sebuah UMKM yang berasal dari Bantul, Yogyakarta mengukir kisah perjalanannya di industri batik.

Berdiri sejak Juni 2009, Batik Akasia tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga berkomitmen pada nilai-nilai keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat.

Hal ini terlihat dari usaha sang pemilik, Ii Hurairah yang memanfaatkan bahan-bahan alami seperti kulit kayu akasia, kulit kayu tingi, kulit jalawe, dan kulit mahoni untuk pewarnaan.

Ii juga membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri di rumah produksinya yang berada di Glagah Kidul RT 01, Padukuhan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Bantul.

Wanita asal Garut, Jawa Barat yang sudah 19 tahun tinggal di Bantul ini aktif mendaur ulang limbah, seperti limbah pencelupan, malam, dan sisa kain produksi dengan menjadikannya produk baru seperti tas atau obi.

Sementara pada pemberdayaan masyarakat, mantan guru Matematika dan IPA ini merangkul sejumlah masyarakat sekitar sebagai karyawan. Ini sesuai dengan misinya saat mendirikan Batik Akasia yaitu ingin bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

"Mayoritas yang bekerja di sini adalah perempuan, ibu-ibu dengan rentang usia 30 hingga 50 ke atas. Seperti di bagian canting, jahit, dan admin. Sementara yang lelaki, hanya ada di bagian pencelupan dan cap," jelas Ii kepada Tribunnews.com, Jumat (15/8/2025).

lihat fotoPRODUK BATIK AKASIA - Busana ready to wear, produksi Batik Akasia saat dipakai model dalam event Jogja Fashion Trend 2025, 11-13 Juli 2025. Batik Akasia memproduksi kain hingga baju menggunakan warna alami (natural dyes batik)
PRODUK BATIK AKASIA - Busana ready to wear, produksi Batik Akasia saat dipakai model dalam event Jogja Fashion Trend 2025, 11-13 Juli 2025. Batik Akasia memproduksi kain hingga baju menggunakan warna alami (natural dyes batik)

'Kail' Yayasan Astra

Dalam perjalanannya di dua windu ini, Ii mengaku bisa terus bertahan bahkan mampu melewati sejumlah tantangan dan kendala, salah satunya berkat aksi Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra.

Salah satu pelaksana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra International Tbk yang didirikan oleh founder Astra, William Soeryadjaya pada 2 Mei 1980 ini memberikan program pelatihan, pendampingan, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi pembiayaan untuk mendorong UMKM menuju kemandirian, sejalan dengan filosofi 'Berikan Kail Bukan Ikan'.

Termasuk kepada Batik Akasia yang telah bergabung sebagai UMKM binaan Yayasan Astra sejak tahun 2022. Ii mengaku telah mendapatkan program pelatihan dan pendampingan yang disusun sesuai dengan kebutuhan usahanya.

"Ada sejumlah topik pelatihan yang sangat membekas dan membantu keberlangsungan Batik Akasia. Di antaranya pelatihan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin); Pembukuan Sederhana; hingga Digital Marketing," jelasnya seraya menambahkan, saat ini tengah rutin mengikuti pelatihan tentang kecerdasan buatan (AI).

Baca juga: Cerita Batik Akasia, UMKM Batik Tulis dan Batik Cap Warna Alami yang Terapkan Industri Hijau

Pelatihan ini, lanjut Ii, diadakan dalam bentuk kelas tatap muka dan daring. Untuk menjamin materi pelatihan dapat diimplementasikan, Ii juga menerima program bimbingan one-on-one di workshop-nya.

Menurut Ii, inilah yang disebut sebagai kail. Yayasan Astra memberikan keterampilan bagi dirinya agar bisa bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

"Aksi Yayasan Astra ini sangat cocok dengan Batik Akasia. Tidak dengan memberikan bantuan sesaat, tapi lewat pelatihan dan pendampingan. Narasumbernya pun mengena dan nggak main-main, jadi pelatihannya lebih greget dan 'daging'," aku Ii yang pernah mengikuti pelatihan Yayasan Astra hingga ke Jakarta.

Setelah memperoleh pelatihan dari Yayasan Astra, Ii mengaku lebih terpacu lagi dalam menjalankan usahanya. Tak jarang, dari pelatihan memunculkan ide-ide yang sangat mendukung Ii mengembangkan usahanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan