Ini Strategi Pertamina International Shipping untuk Bisnis Pengangkutan Karbon Lintas Negara
PIS mendukung pengembangan bisnis angkutan karbon, khususnya implementasi Carbon Capture and Storage
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) mendukung pengembangan bisnis angkutan karbon, khususnya implementasi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS).
CCS/CCUS adalah teknologi untuk mencegah emisi karbon dioksida (CO2) dari sumber besar, seperti industri dan pembangkit listrik, agar tidak dilepaskan ke atmosfer.
Baca juga: MK Larang Wamen Rangkap Jabatan, Wamenlu Arif Havas Siap Mundur dari Komisaris PT PIS
VP Business Development PIS, Muthia Rizky Neldi saat perhelatan The 5th Asia CCUS Network Forum menyoroti pentingnya transportasi CO₂ lintas negara sebagai bagian dari rantai pasok global dekarbonisasi.
“PIS melihat peluang besar untuk berperan sebagai penghubung strategis antara emitor, operator terminal, dan penyedia penyimpanan karbon. Kapabilitas armada dan infrastruktur kami memungkinkan PIS untuk menjadi pemain kunci dalam pengangkutan CO₂ terlikuidasi (LCO₂),” jelas Muthia dikutip Jumat (26/9/2025).
PIS merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero), sebagai perusahaan pelayaran energi. Perseroan, saat ini mengoperasikan lebih dari 106 kapal milik berbagai tipe, termasuk gas carrier, crude carrier, petrochemical carrier, hingga very large gas carrier (VLGC).
Baca juga: Kinerja Operasional Solid, Armada PIS Kian Tangguh dan Andal dengan 102 Kapal Berstandar Global
Sekitar 65 kapal telah melayani rute internasional di 63 jalur perdagangan global dengan dukungan kantor perwakilan di Singapura, Dubai, dan London. Kapabilitas armada ini menjadi fondasi untuk memperluas bisnis ke sektor angkutan karbon lintas negara.
Dalam rencana pengembangan bisnisnya, PIS menyiapkan operasi LCO₂ carriers yang akan mengangkut karbon hasil tangkapan dari sumber emisi industri, seperti pembangkit listrik, kilang, maupun produksi amonia.
Karbon yang diangkut akan didistribusikan ke terminal penerima darat, untuk kemudian disalurkan melalui jaringan pipa ke lokasi penyimpanan bawah laut.
Indonesia memiliki potensi besar dalam penyimpanan karbon, salah satunya Cekungan Sunda Asri yang diperkirakan mampu menampung sekitar 1,1 gigaton CO₂.
Baca juga: PIS Perkenalkan Inovasi dan Kolaborasi Strategis untuk Majukan Industri Maritim RI di IMW 2025
Ia menyebut, dengan posisi geografi yang strategis, PIS optimistis dapat memainkan peran penting dalam menjadikan Indonesia pusat CCS/CCUS regional di Asia Tenggara.
"Upaya dekarbonisasi PIS juga nampak dari pengembangan solusi teknologi cerdas melalui PIS-SmartShip," paparnya.
Hingga pertengahan 2025, sekitar 50 persen armada telah dilengkapi fitur SmartShip 2.0 untuk efisiensi operasional dan pemantauan emisi.
Ia menyampaikan, teknologi ini mampu menghemat 324 ton bahan bakar dan 1.021 ton CO₂ hanya dalam satu bulan operasi, sekaligus mendukung perhitungan Carbon Intensity Indicator (CII) secara real-time.
“Penerapan teknologi ini menjadi jembatan penting menuju kesiapan PIS dalam mendukung angkutan karbon," tutur Muthia.
BTN Resmi Gabung Partnership for Carbon Accounting Financials |
![]() |
---|
Kurangi Emisi Karbon, Pertamina Percepat Transisi Energi di Sektor Transportasi |
![]() |
---|
Sekam Padi Jadi Energi: Langkah Industri Pangan Menuju Transisi Hijau |
![]() |
---|
Teknologi CCUS Berperan Kurangi Emisi Karbon Tapi Butuh Keselarasan Regulasi |
![]() |
---|
Total Transaksi Kredit Karbon di Penyelenggaraan AIGIS 2025 Setara 150 Ton CO2e |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.