Jumat, 3 Oktober 2025

Legislator PAN Ungkap Alasan Menolak Rencana Merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN, Abdul Hakim Bafagih, menolak rencana penggabungan Pelita Air dengan PT Garuda Indonesia. 

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Tangkap layar akun Youtube TV Parlemen
RENCANA MERGER - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN, Abdul Hakim Bafagih, menolak rencana penggabungan Pelita Air dengan PT Garuda Indonesia (Persero). Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pertamina, Hakim menilai Pelita Air tengah menunjukkan kinerja positif dan tidak selayaknya dilebur dengan Garuda yang masih menghadapi persoalan keuangan. 

Keputusan tersebut diambil karena Pertamina ingin lebih fokus pada bisnis inti mereka di bidang minyak dan gas serta energi terbarukan.

"Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy," katanya saat rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Pelita Air akan di-spin off dan digabung dengan perusahaan lainnya yang sejenis.

"Dengan demikian, untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ujar Simon.

"Sebagai contoh, untuk airline kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia," sambungnya.

Tidak hanya sektor penerbangan, Simon juga mengungkapkan bahwa Pertamina akan melepas sejumlah bisnis lain yang tidak terkait dengan energi.

Beberapa di antaranya adalah anak usaha Pertamina di bidang asuransi, pelayanan kesehatan, hingga hospitality.

"[Tentu] akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara," ucap Simon.

Sebelumnya pada 2023, rencana Pelita Air dimerger dengan Citilink sudah pernah mencuat.

Citilink merupakan maskapai low cost carrier (LCC) dan berada di bawah naungan Garuda Indonesia Group.

Kala itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, Pemerintah terus mengupayakan aksi korporasi merger antara Citilink dan Pelita Air.

Tiko, sapaan akrab Kartika, mengungkapkan terdapat 2 opsi terkait penggabungan maskapai-maskapai pelat merah tersebut.

Opsi pertama, lisensi Pelita Air akan masuk ke dalam Citilink. Dan opsi yang kedua, seluruh maskapai BUMN yakni Citilink, Pelita Air, termasuk Garuda Indonesia masuk ke dalam Holding Pariwisata atau InJourney.

Namun kembali lagi, jika memilih opsi kedua harus menunggu kondisi kesehatan keuangan Garuda Indonesia pulih sepenuhnya.

"Enggak (batal merger) itu masih dalam kajian. Jadi ada dua opsi, opsinya Pelita masuk secara lisensi ke Citilink, atau Pelita ke InJourney, itu masih dikaji," ucap Tiko kepada wartawan, (6/11/2023).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved