Jumat, 3 Oktober 2025

BI Soroti Perekonomian Dunia Melemah Pasca-Kebijakan Tarif Resiprokal AS

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, perekonomian dunia melemah imbas penerapan tarif timbal balik atau resiprokal dari Amerika Serikat

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
screenshot
TARIF RESIPROKAL - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, perekonomian dunia melemah imbas penerapan tarif timbal balik atau resiprokal dari Amerika Serikat (AS) sejak 7 Agustus 2025 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, perekonomian dunia melemah imbas penerapan tarif timbal balik atau resiprokal dari Amerika Serikat (AS) sejak 7 Agustus 2025 lalu.

Tarif resiprokal adalah kebijakan perdagangan di mana suatu negara memberlakukan tarif impor yang setara atau mirip dengan tarif yang dikenakan oleh negara mitra dagangnya terhadap ekspor dari negara tersebut. 

Baca juga: Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Menjadi 5,00 Persen pada Agustus 2025

Tarif resiprokal AS meluas dari 44 negara menjadi 70 negara, tarif sebagian negara seperti India dan Swiss lebih tinggi dari pengumuman awal. 

"Implementasi tarif resiprokal AS tersebut menimbulkan risiko akan semakin melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia," ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG BI secara virtual, Rabu (20/8/2025).

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sekitar 3,0 persen.

Perry bilang, di AS prospek pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah sejalan dengan melemahnya permintaan domestik.

"Ekonomi India kuga melemah seiring dengan dampak tarif AS yang lebih tinggi sehingga menekan kinerja ekspor dan sektor manufaktur," tutur dia.

Sementara itu, ekonomi di Eropa, Jepang dan Tiongkok diperkirakan lebih baik seiring dengan kesepakatan tarif yang rendah dan topangan belanja fiskal.

Kecenderungan pertumbuhan yang lebih rendah dan menurunnya inflasi, kata Perry mendorong sebagian besar bank sentral menempuh kebijakan moneter akomodatif kecuali Jepang.

"Di AS, tekanan inflasi yang cenderung menurun mendorong semakin kuatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) ke depan," ujar Perry.

"Meskipun demikian, dalam jangka pendek ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut dan perlu tetap diwaspadai guna menjaga ketahanan ekonomi domestik dari dampak rambatan global," sambungnya.

Baca juga: Tarif Resiprokal RI-AS Jadi 19 Persen, Presiden Prabowo: Ini masih Tantangan 

Tarif resiprokal mulai 7 Agustus 

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, penerapan tarif resiprokal perdagangan Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen untuk Indonesia, mulai berlaku 7 Agustus 2025 mendatang.

Menurut Airlangga, tarif resiprokal Indonesia sudah final di angka 19 persen. 

"Kan sudah diumumkan, 92 negara sudah, dan Indonesia kan seperti kita ketahui sudah selesai dan berlaku tanggal 7 dan seluruh negara ASEAN hampir selesai dan negara-negara yang di ASEAN kecuali Singapura tarifnya paling rendah," kata Airlangga di kantornya, Jumat (1/8/2025).

Airlangga mengatakan, beberapa negara di ASEAN memang mendapatkan tarif resiprokal rendah sebesar 19 persen, artinya bukan hanya Indonesia, tapi juga Thailand. Hal itu karena persaingan dagang.

"Kan selama ini juga sama, punya competitivenes terhadap Thailand maupun Malaysia dan sektornya agak mirip tapi ada perbedaan juga," ujarnya.

"Yang penting India agak tinggi sedikit," sambungnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved