Rabu, 1 Oktober 2025

Jasa Keuangan dan Asuransi Berkontribusi 0,13 Persen Pada Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025

Pertumbuhan ekonomi 2025 diproyeksikan berada di kisaran 4,7–5,0 persen dan inflasi tetap menjadi tantangan akibat fluktuasi harga barang.

Tribunnews/Endrapta
FORUM ASURANSI  - IFG hadir di Indonesia Professional Insurance Forum 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, pada 6–8 Agustus 2025. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Financial Group (IFG) mengungkap sektor asuransi nasional berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2025.

Berdasarkan riset IFG Progress, pertumbuhan ekonomi 2025 diproyeksikan berada di kisaran 4,7–5,0 persen dan inflasi tetap menjadi tantangan akibat fluktuasi harga barang.

Di sisi lain, neraca dagang Indonesia tetap surplus, dan belanja masyarakat mulai membaik. Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga menjadi 5,25 persen pada Juli 2025 diharapkan mendorong percepatan ekonomi nasional.

Temuan itu sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 sebesar 5,12 persen.

Berdasarkan BPS, pertumbuhan ekonomi turut disumbang oleh sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,13 persen, di mana subsektor asuransi dan dana pensiun menyumbang 0,05 persen.

Menurut Sekretaris Perusahaan IFG Denny S. Adji, data itu menegaskan kontribusi positif sektor asuransi meski dihadapkan pada tantangan geopolitik dan perubahan iklim.

IFG sebagai holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi pun mendorong para pelaku industri asuransi nasional memperkuat peran dalam menghadapi tantangan geopolitik global.

"Dengan semangat sinergi, para pelaku industri nasional perlu memperkuat perannya dalam menghadapi tantangan geopolitik global, terkhusus dalam upaya untuk membuka peluang baru bagi pertumbuhan sektor asuransi di Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (9/8/2025).

IFG berpartisipasi pada Indonesia Professional Insurance Forum 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, pada 6–8 Agustus 2025.

Forum tersebut mengangkat tema “Navigating Geopolitical Threats and Opportunities in the Insurance Industry”.

Acara ini menjadi forum para pelaku industri untuk berbagi wawasan dan strategi menghadapi tantangan geopolitik global yang memengaruhi sektor asuransi. 

Tema yang diangkat dinilai relevan mengingat ketidakstabilan politik global, seperti meningkatnya ketegangan antarnegara, pergeseran aliansi strategis, perang dagang, hingga kebijakan nasionalistik yang dapat memengaruhi penilaian risiko, penjaminan, hingga pengelolaan klaim di industri asuransi.

"IFG selalu mendukung forum yang membahas isu-isu penting bagi keberlanjutan industri asuransi," ujar Denny.

"Melalui ajang ini, kami ingin berkontribusi pada penguatan tata kelola risiko dan inovasi yang adaptif dalam menghadapi ketidakpastian global," lanjutnya.

Forum ini menghadirkan beragam topik penting, mulai dari strategi manajemen risiko, pengembangan produk asuransi yang responsif terhadap perubahan politik global, hingga peran teknologi dalam memperkuat daya saing perusahaan asuransi.

Selain itu, forum ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan asuransi, regulator, dan pemangku kepentingan utama lainnya.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa sinergi adalah kunci memperkuat peran industri asuransi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Denny mengatakan, partisipasi perusahaan dalam forum yang digelar AAMAI sekaligus menjadi komitmen perusahaan untuk memperkuat sinergi dengan regulator, asosiasi profesi, dan pelaku industri lainnya.

Baca juga: Industri Asuransi Syariah Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan Lewat SICA 2025

Dukungan terhadap forum ini juga diperkuat dengan hasil riset terbaru IFG Progress yang menunjukkan tren pertumbuhan positif di beberapa negara.

Di Eropa, misalnya, keyakinan konsumen mulai membaik dan inflasi sudah sesuai target Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 2 persen. Sementara di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi kuartal II tercatat 5,2 persen. Ini lebih tinggi dari perkiraan.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok didukung industri teknologi dan energi baru, meski aktivitas pabrik masih lemah dan inflasi tetap rendah.

Baca juga: Kerjasama Bancassurance Jadi Strategi Asuransi Syariah Ini Perluas Basis Nasabah

Rangkaian kegiatan Indonesia Professional Insurance Forum 2025 antara lain, program Corporate Social Responsibility (CSR) dan intimate dining di Benteng Vredeburg dan perjalanan wisata edukatif di kawasan Borobudur.

IFG meyakini keberhasilan forum ini akan menjadi katalis lahirnya strategi adaptif yang lebih kuat dalam pengelolaan risiko geopolitik yang semakin kompleks, sekaligus membuka peluang pertumbuhan sektor asuransi di masa depan.

"Keterlibatan IFG dalam forum ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi ekosistem industri, tetapi juga memperkuat kompetensi dan wawasan para pelaku asuransi di seluruh Indonesia, sekaligus menegaskan peran IFG sebagai motor penggerak inovasi dan kolaborasi di sektor asuransi nasional," kata dia.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved