Senin, 29 September 2025

Ekonomi Solid, Ekonom Global Yakin Peluang Indonesia Naik Kelas Terbuka Lebar

Ekonom global Shan Saeed menilai fundamental RI kuat. Dengan reformasi struktural dan investasi, Indonesia berpeluang jadi sorotan ekonomi dunia.

|
Editor: Content Writer
Dok. BRI
PERTUMBUHAN EKONOMI RI - Ekonom global, Shan Saeed, optimistis Indonesia mampu merebut kembali sorotan ekonomi dunia dengan strategi reformasi tepat. Menurutnya, Indonesia diproyeksi bisa tumbuh di atas 5% per tahun dengan reformasi struktural dan investasi berkelanjutan. 

TRIBUNNEWS.COM — Indonesia berpeluang besar merebut kembali sorotan ekonomi dunia dengan strategi reformasi yang tepat. 

Hal ini ditegaskan oleh Global Chief Economist Juwai IQI, Shan Saeed, dalam keterangannya Senin (1/9).

“Setelah bertahun-tahun tumbuh stabil namun belum spektakuler, negara ini harus berani melakukan pivot besar agar bisa naik kelas dari ekonomi menengah ke negara berpendapatan tinggi,” kata Saeed, ekonom berpengalaman lebih dari 25 tahun di pasar keuangan global, makroekonomi, dan real estate.

Menurutnya, pelajaran berharga bisa diambil dari Jerman yang sempat dijuluki “The sick man of Europe” pada awal 2000-an, namun dalam satu dekade mampu berubah menjadi jangkar ekonomi Eropa.

“Kuncinya adalah reformasi struktural, investasi pendidikan, dan kolaborasi erat antara dunia industri dan akademik. Indonesia bisa mengikuti jejak ini,” ujarnya.

Saeed optimistis Indonesia dapat mendorong pertumbuhan lebih tinggi dari proyeksi 5 persen per tahun.

“Dengan reformasi di bidang keterampilan dan infrastruktur, laju pertumbuhan bisa naik ke kisaran 5,4 persen sampai 5,5 persen,” katanya.

Baca juga: Hilirisasi Jadi Kunci Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Level 8 Persen

Ia juga menilai transformasi ekonomi akan berdampak langsung pada pendapatan per kapita. Dari posisi sekitar US$ 5.100 pada 2023, angka ini diproyeksikan bisa naik ke US$ 7.200 pada 2028, bahkan menembus US$ 14.000 pada 2045.

“Itu akan membawa Indonesia tegas masuk kategori upper-middle income,” jelasnya.

Lebih jauh, Saeed menekankan pentingnya empat pilar reformasi: program kepemimpinan berbasis kecerdasan buatan bagi lulusan menganggur, pendidikan gratis bahasa Inggris dan matematika, kolaborasi industri-akademik, serta investasi berkelanjutan di infrastruktur.

“Infrastruktur yang macet bisa memangkas satu poin persentase pertumbuhan. Jika bottleneck ini diatasi, momentum ekonomi akan kembali. Terutama di logistik, konektivitas digital, dan energi,” paparnya.

Ia menutup dengan keyakinan bahwa Indonesia tetap menjadi perhatian investor global.

“Personally, I am buoyant on the economic outlook of Indonesia. Negara ini terus berada di radar investor dunia,” ujar ekonom lulusan University of Chicago Booth School of Business tersebut.

Baca juga: Pemerintah Ungkap Kondisi Ekonomi RI di Tengah Aksi Unjuk Rasa: Wajar Jika IHSG dan Rupiah Melemah

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan