Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Naikkan Tarif Impor 25 Persen untuk Barang India, Hubungan Kedua Negara Memanas
India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional.
Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan Tiongkok bahwa pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan dapat memicu tarif baru, karena Washington bersiap menghadapi berakhirnya gencatan senjata tarif AS-Tiongkok pada 12 Agustus.
Perdagangan antara Amerika Serikat dan India, masing-masing ekonomi terbesar dan kelima terbesar di dunia bernilai lebih dari 190 miliar dolar AS.
Para eksportir dan analis perdagangan memperingatkan bahwa tarif yang disebut Trump sebagai pendorong untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan menghidupkan kembali manufaktur domestik, dapat sangat mengganggu ekspor India.
"Ini merupakan kemunduran yang parah. Hampir 55 persen pengiriman kami ke AS akan terpengaruh," terang Presiden Federasi Organisasi Ekspor India S.C. Ralhan.
Peningkatan bea masuk ini menempatkan eksportir India pada posisi yang kurang menguntungkan 30-35 persen dibandingkan para pesaing dagangnya seperti Vietnam, Bangladesh dan Jepang.
"Dengan tarif yang begitu tinggi, perdagangan antara kedua negara praktis akan mati," ujar Ekonom Emkay Global Madhavi Arora.
Para pejabat India mengakui adanya tekanan untuk kembali berunding dengan pemerintahan Trump. Pemangkasan impor minyak Rusia secara bertahap dan diversifikasi dapat menjadi bagian dari kompromi tersebut.
"Kita masih punya peluang. Fakta bahwa tarif baru akan berlaku dalam 21 hari menandakan Gedung Putih terbuka untuk berunding," ungkap Pejabat Senior India yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Penurunan tajam dalam pengiriman ke AS dapat membuat pertumbuhan PDB India di bawah 6 persen tahun ini, turun dari perkiraan bank sentral sebesar 6,5 persen, jelas Sakshi Gupta dari HDFC Bank.
Rupee India melemah di pasar forward non-deliverable offshore sementara harga saham berjangka turun tipis setelah pengumuman tersebut.
"Meskipun pasar sudah mulai memperhitungkan risiko kenaikan tarif yang tajam, reaksi spontan jangka pendek tidak dapat dihindari kecuali ada kejelasan yang cepat atau terobosan dalam negosiasi," beber Kepala Riset Ekuitas untuk India di Willian O'Neil Mayuresh Joshi.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Merasa 'Ditampar' saat India, Rusia, dan China Lakukan Pertemuan, Langsung Beri Peringatan |
---|
Trump Tolak Tawaran Manis India: Tarif Nol Persen Tak Lagi Berarti, Sudah Terlambat! |
---|
Industri Otomotif Kehilangan 51.500 Lapangan Kerja Akibat Tekanan Tarif Dagang |
---|
Trump Murka, Siap Gugat ke Mahkamah Agung Usai Tarif Dagang Andalannya Dinyatakan Ilegal |
---|
Acuhkan Ancaman Tarif Trump, India Tingkatkan Ekspor Minyak dari Rusia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.