Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Merasa 'Ditampar' saat India, Rusia, dan China Lakukan Pertemuan, Langsung Beri Peringatan
Trump kena tamparan keras setelah PM India Narendra Modi, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bak seperti terkena tamparan setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi; Presiden Rusia, Vladimir Putin; dan Presiden China, Xi Jinping; bertemu di pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Tianjin, China pada Minggu (31/8/2025) dan Senin (1/9/2025).
Pertemuan Narendra Modi, Vladimir Putin, dan Xi Jinping ini seperti memberikan pesan yang tegas kepada Donald Trump setelah perang dagang yang ia buat.
Di antara ketiga negara tersebut, India yang paling menderita setelah Donald Trump mengenakan tarif sebesar 50 persen.
Hal itu termasuk bea masuk sekunder sebesar 25 persen bulan lalu untuk pembelian minyak Rusia, yang oleh India disebut sebagai "tidak adil, tidak dapat dibenarkan, dan tidak masuk akal".
Kehangatan baru antara India, Rusia, dan China menyoroti risiko sikap agresif Trump terhadap perdagangan dan kebijakan luar negeri, yang dapat mendorong para pesaing AS untuk meningkatkan kerja sama mereka dan, seiring waktu, mengurangi pengaruh Amerika di dunia non-Barat.
Melihat kehangatan ketiga negara tersebut, Trump seperti kebakaran jenggot dengan memperingatkan India atas tarif yang dikenakan AS.
Trump mengatakan India "membeli sebagian besar minyak dan produk militernya dari Rusia, sangat sedikit dari AS" dalam unggahan baru di akun Truth Social miliknya pada Senin.
"Mereka sekarang menawarkan untuk memangkas Tarif mereka hingga nol, tetapi sudah terlambat."
"Seharusnya mereka melakukannya bertahun-tahun yang lalu. Hanya beberapa fakta sederhana untuk direnungkan orang-orang!!!" tulis Trump, dikutip dari Newsweek.
Trump bahkan mengeluh dengan mengatakan 'hanya sedikit orang yang memahami' perdagangan India-AS seperti dirinya.
"Mereka berbisnis dengan kami dalam jumlah yang sangat besar, mereka menjual barang dalam jumlah besar kepada kami, tetapi kami hanya menjual sedikit. Hingga saat ini, hubungan tersebut benar-benar berat sebelah," ungkap Trump.
Baca juga: China Pamer Keakraban dengan Teman Baru, Sukses Kumpulkan Kekuatan yang Tak Berpihak pada Barat
Ia juga memperkuat kritiknya terhadap India sebagai "penyalahguna tarif", klaim yang ia sampaikan tahun lalu saat berkampanye, dan mengatakan "bisnis kami tidak dapat menjual ke India".
Presiden Amerika Serikat khususnya merasa kesal karena India menolak membuka pasar pertanian dan susu yang sensitif terhadap harga.
"India juga membeli sebagian besar minyak dan produk militernya dari Rusia... sangat sedikit dari AS. Mereka sekarang menawarkan untuk memangkas tarif hingga nol... tapi sudah terlambat. Seharusnya mereka melakukannya bertahun-tahun yang lalu. Hanya beberapa fakta sederhana untuk direnungkan!" serunya dengan nada mengancam.
India dan China, khususnya, telah mengalami pencairan hubungan yang luar biasa sejak kebijakan pajak Trump yang berlebihan, dengan Beijing mengirim Menteri Luar Negeri, Wang Yi, ke Delhi bulan lalu untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.