Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Industri Otomotif Kehilangan 51.500 Lapangan Kerja Akibat Tekanan Tarif Dagang

Data Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis), sekitar 51.500 pekerjaan di sektor otomotif hilang antara Juni 2024 hingga Juni 2025.

The Moscow Times
INDUSTRI OTOMOTIF - Ilustrasi. Menurut data Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis), sekitar 51.500 pekerjaan di sektor otomotif hilang antara Juni 2024 hingga Juni 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Industri otomotif Jerman yang selama ini dianggap sebagai tulang punggung ekonomi mulai menunjukkan keretakan serius.

Data terbaru memperlihatkan penurunan tajam jumlah tenaga kerja, melemahnya keuntungan dan kapasitas produksi berlebih yang menekan kinerja perusahaan.

Menurut data Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis), sekitar 51.500 pekerjaan di sektor otomotif hilang antara Juni 2024 hingga Juni 2025.

Baca juga: Trump Resmi Perpanjang Gencatan Tarif Dagang dengan China 90 Hari

Dampaknya tidak hanya terbatas pada industri mobil, melainkan juga menyebar ke sektor industri lain. Total, Jerman kehilangan 114.000 pekerjaan dalam periode yang sama, dilansir dari Carscoops.

Jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi pada 2019, jumlah pekerja di sektor otomotif telah menyusut 112.000 orang.

Sebuah laporan dari EY menyebutkan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemunduran ini, diantaranya pabrikan mobil Jerman dinilai tertinggal dalam persaingan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Kemudian, regulasi yang rumit dan birokrasi pemerintah memperlambat inovasi, sementara produsen asal Tiongkok bergerak lebih cepat dengan biaya produksi yang lebih efisien.

Selain itu, tarif perdagangan dari kebijakan Donald Trump turut memperparah kondisi. Amerika Serikat merupakan salah satu pasar utama mobil Jerman, namun ekspor mobil dan suku cadang dari Jerman ke AS tercatat turun 8,6 persen pada paruh pertama 2025.

Kesulitan industri otomotif juga mencerminkan perlambatan ekonomi Jerman secara keseluruhan. Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman mengalami kontraksi pada 2023 dan 2024.

Tahun ini, pertumbuhan hanya mencapai 0,3 persen pada kuartal pertama, sebelum kembali turun 0,3 persen pada kuartal kedua, menandakan pemulihan ekonomi yang masih rapuh.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan